"Tidak ada ketenangan di masyarakat bila antar aparat penegak hukum - APH - khususnya Polri saling sandera. Presiden Jokowi melalui Menko Polhukam dan Kapolri, harus tuntaskan megakasus seperti; Narkoba, Judi, Mafia BBM dan lainnya yang pernah ditangani Satgassus."
Harapan terbesar rakyat Indonesia pada Presiden Jokowi adalah manfaatkan momentum tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir "J" ditangan komandannya sendiri, Irjen Ferdy Sambo, di Jakarta (8/7/22).
Kenapa harus Presiden Jokowi turun lagi bicara tentang indikasi adanya kasus yang dirahasikan oleh oknum-oknum Polri, sehingga menghilangkan nyawa Brigadir "J". Kuat dugaan bahwa alasan pelecehan itu hanya skenario untuk pengalihan perhatian, atas adanya megakasus tersebut.
Sepertinya Komisi III DPR RI, saat RDP dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (24/8). Kurang greget bicara tentang berita yang beredar di publik tentang kasus yang pernah ditangani Satgassus dibawah kepemimpinan Irjen Ferdy Sambo, seperti Narkoba, Judi dan lainnya. [Baca: 1]
Baca juga:Â Desmond Mahesa : Ada Kesan Geng-Gengan di Tubuh Polri, Sudah Biasa Saling Tutup Kasus!
Presiden Jokowi juga menyinggung keberhasilan aparat penegak hukum (APH) mengungkap kasus korupsi di BUMN, seperti Jiwasraya, ASABRI, hingga Garuda Indonesia. Ini disampaikan saat sidang tahunan MPR dan sidang bersama DPR dan DPD dalam rangka HUT ke-77 RI di Senayan Jakarta (16/8).
Kita semua apresiasi kinerja dan agenda pemberantasan korupsi Presiden Jokowi dan sudah membongkar kasus besar atau megakorupsi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Saatnya pula membongkar abuse of power atau penyalahgunaan wewenang atas dugaan kasus-kasus yang dilacikan atau dilindungi oleh Satgassus Polri, saat dipimpin oleh Irjen Ferdy Sambo.
Megakasus atau kasus besar seperti narkoba, perjudian, hiburan malam, miras, prostitusi, minyak goreng, beras, penyalahgunaan BBM dan lainnya, harus di bongkar habis. [baca: 2]
Baca juga:Â Cerita Kapolri saat Ditemui Ferdy Sambo: Kamu Bukan Pelakunya? Saya akan Ungkap Sesuai Fakta
Melalui kasus pembunuhan Brigadir "J" oleh Tersangka Irjen "FS" yang melibatkan puluhan oknum Polri ikut terseret dalam insiden polisi tembak polisi. Jadikan momentum untuk total bersih-bersih di tubuh Polri.
Menurut pemberitaan yang beredar, banyak kasus yang menyandera pihak Polri akibat tunggakan kasus yang belum atau bisa jadi dilacikan oleh oknum atau kejahatan yang berlindung di Polri. (Baca: IPW Sebut Ada Perlawanan di Internal Polri, Kubu Ferdy Sambo Sebar Serangan Isu Negatif ke Timsus).
Dugaan ini sangat mungkin terjadi mengingat begitu ribetnya Polri dalam menyelesaikan kasus yang mendudukkan Irjen "FS" sebagai otak pembunuhan berencana atau intelectual dader tewasnya Brigadir "J".
Baca juga:Â Kasus Brigadir J Momentum Bangun Kepercayaan Polri, Pakar Sebut Ada Intrik Politik
Sangat jelas terbunuhnya Brigadir "J" bukan karena pelecehan terhadap "PFS", karena "PFS" sudah jadi tersangka mengikuti suaminya. (Baca: Istri Ferdy Sambo Dilaporkan Terkait Laporan Palsu Pelecehan Seksual).
Tapi diduga keras ada rahasia kasus yang dipegang oleh Brigadir "J" yang ditakutkan terbongkar oleh Irjen "FS" dan kawan kawannya yang terseret tersebut.
Kapolri Jenderal Sigit juga telah membubarkan Satgassus Merah Putih yang sebelumnya dipimpin Irjen Ferdy Sambo. Dimana Satgassus inilah yang menangani megakasus itu.
Baca juga:Â KPK Tindaklanjuti Laporan Dugaan Suap Ferdy Sambo ke LPSK Terkait Kasus Brigadir J
Diingatkan Kapolri Jenderal Sigit, agar jangan hanya membubarkan Satgassus Merah Putih, tapi juga mempertanggung jawabkan atau investigasi kasus-kasus yang pernah ditangani Irjen "FS". [Baca: 3]
Satgassus Merah Putih inilah yang menangani kasus kasus besar itu yang diduga menjadi perseteruan atau terjadinya kubu-kubuan di tubuh Polri.
Diharapkan Presiden Jokowi melalui momentum Kasus Irjen "FS" ini, agar membongkar semua dugaan kasus-kasus besar yang ada di Bareskrim Polri, Polda, Polres dan Polsek seluruh Indonesia.
Baca juga:Â Mahfud MD Ungkap Ada Banyak Ranjau di Tubuh Polri Usut Kasus Pembunuhan Brigadir J
Menko Polhukam Mahfud MD ungkapkan bahwa terdapat ranjau-ranjau di dalam penanganan kasus penembakan di rumah Ferdy Sambo.
Perlu dukungan politik DPR RI dan langsung dari masyarakat, agar Polri memiliki kekuatan dan terus semangat kepada Kapolri Jenderal Sigit, karena banyaknya masalah dan ranjau di dalam tubuh Polri. [Baca: 4]
Termasuk juga Puan Maharani, Ketua DPR RI meminta Kapolri Jenderal Sigit menuntaskan masalah Irjen "FS" sampai keakarnya.
Tanpa membongkar dugaan kasus dibalik terbunuhnya Brigadir "J" diyakini Polri akan rusak berat dan bisa berdampak ke APH lain ikut tercemar dan publik ahirnya tidak percaya.
Masyarakat dan media agar jangan kendor kawal kasus-kasus besar yang diduga menyandera Polri saat ini.
Jakarta, 25 Agustus 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H