Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Mengulik Power Ferdy Sambo Setara Jenderal Bintang 5

20 Agustus 2022   13:36 Diperbarui: 20 Agustus 2022   13:36 1882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Polri merupakan salah satu institusi penegak hukum, pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat. Sehingga, ada sebuah tanggung jawab bagi para anggota untuk memberikan keteladanan kepada masyarakat."

Menanggapi pemberitaan di Kompas.Com "Mahfud MD: Ferdy Sambo Jenderal Bintang 2, Tapi Punya Kekuasaan Layaknya Jenderal Bintang 5" dan dugaan Mahfud MD ini perlu terus ditelisik dan dikawal agar bisa membongkar tabir kegelapan di tubuh Polri, agar kembali bisa dipercaya oleh masyarakat.

Kasus Irjen Ferdy Sambo ini harus terus dibackup oleh masyarakat, agar tidak liar. Publik dan Polri harus mengambil momentum bersih bersih internal, atas kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir "J", di Jl. Duren Tiga No. 46, Pancoran Jakarta Selatan, Jumat (8/7).

Mengapa Tersangka Irjen Ferdy Sambo sebagai aktor intelektual pembunuhan Brigadir "J", dan disinyalir memiliki kekuasaan tinggi, bagaikan "Jenderal Bintang 5", karena mengingat jabatan yang ditinggalkannya sebagai Kepala Divisi Pengamanan dan Profesi (Propam) Polri, memang sangat strategis dan bisa menguasai oknum oknum Polri yang nakal, khusus yang nakal saja.

Jabatan Kadiv Propam ini yang paling disegani seluruh anggota Polri, khususnya Polisi yang bermasalah alias bandel. Ferdy disegani karena diduga memegang rahasia pelanggaran etik anggota Polri dalam penanganan kasus, inilah proses jejaring yang menggurita antar oknum Polri.

Juga diduga keras untuk mengamankan intrik busuk ini, sebagai mediator atau suplier fulus ke berbagai oknum polisi dan bisa jadi para politikus dan pejabat tinggi lainnya banyak terlibat. Oknum di parlemen DPR RI, juga perlu ditelisik, KPK dan PPATK perlu turun tangan dalam dugaan kasus dibalik kasus Brigadir "J".

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa kinerja dan mental serta integritas anggota Polri saat ini sangat rapuh dan menurun tajam pasca Irjen Ferdy Sambo dinyatakan otak intelektual atau intelectual dader pembunuhan Brigadir "J", ajudannya sendiri.

Begitu kejam dan besarnya kasus dibalik kasus tewasnya Brigadir "J", sampai istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi Ferdy diikutkan bersandiwara, ahirnya jadi tersangka dengan ancaman Pasal 340 subsider 338 jo 55, 56 KUHP, ancamannya sangat berat dan sama dengan suaminya Ferdy Sambo, yaitu hukuman mati.

Karena integritas oknum Polri rapuh, sehingga umumnya anggota Polri berada pada titik rawan pelanggaran etika dan pidana, karena yang di otak hanya fulus alias materi saja.

Beberapa kasus dugaan korupsi atau kasus lain yang melibatkan oknum polisi, ketika disidik secara internal (oleh sesama polisi), hasilnya selalu bersifat subjektif dan tidak pernah selesai, ini bisa menjadi bumerang bagi anggota Polri yang benar bersih, bisa ikut tercemar, bila tidak segera diatasi dengan disiplin tinggi.

Oknum Polisi, baik yang berada dalam kubu Irjen Ferdy Sambo, maupun diluar, maka semua beresiko berhadapan dengan Divisi Pengamanan dan Profesi (Propam) Polri, dibawah kendali Irjen Ferdy Sambo.

Baik itu kasus yang melibatkan Polisi maupun kasus yang melibatkan bisnis kotor pengusaha maupun jaringan mediator lainnya yang dekat dengan oknum Polri. Ini semua menjadi makanan empuk oknum di Divisi Propam Polri, dibawah kendali Ferdy Sambo.

Malah ada jabatan rangkap lain Irjen Ferdy Sambo, yaitu Kepala Satgas Khusus (Kasatgassus) Merah Putih, yang baru saja dibubarkan oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

Satgassus Merah Putih ini lebih fokus lagi masuk menangani ke kasus kasus berat atau menyidik kasus kasus besar seperti, Narkoba, Judi, Beras, Minyak Goreng, Hiburan Malam, Permainan BBM, Prostitusi, Miras dan lain sebagainya.

Inilah salah satu akibat kasus narkoba, judi dan lainnya tidak bisa habis dan malah tumbuh subur di Indonesia, karena oknum aparat penegak hukum ikut bermain didalamnya, ada oknum Polisi,bisa jadi ada oknum Jaksa, Bea Cukai dan lainnya.

Kasus kasus tersebut itulah diduga keras banyak pihak menjadikan kasus tersebut sebagai sumber permainan dan sumber penghasilan kotor untuk kantong pribadi para oknum Polri, mulai di Mabes Polri, Polda, Polres sampai ke Polsek.

Diduga masalah itu pula menjadi sebab akibat adanya kubu-kubuan di tubuh Polri (putih versus hitam), karena sudah pasti masih banyak Polri yang bersih dan tidak ikut dalam cawe cawe atau ikut permainan kotor itu.

Jabatan sebagai Kadiv Propam yang menangani disiplin Polri, sangat terkait dengan Polisi yang menangani kasus kasus rawan yang mudah di permainkan di Polres dan Polda serta di Mabes Polri. Itu semua dibawah pengawasan Divisi Propam Polri. Jadi posisi ini sangat basah dan basah.

Diduga Struktur Bisnis Gelap Ferdy Sambo, Ada Nama Jenderal dan Pengusaha. Sumber: JabarEkspres
Diduga Struktur Bisnis Gelap Ferdy Sambo, Ada Nama Jenderal dan Pengusaha. Sumber: JabarEkspres

Belum lagi kasus yang ditangani langsung oleh Satgassus Merah Putih. Dimana semua posisi itu, sangatlah "basah" untuk dijadikan sebagai "ATM" atau "sumber fulus" oleh oknum jejaring Irjen Ferdy Sambo, bisa jadi sebelum Ferdy Sambo menduduki jabatan itu, sudah terjadi praktek kotor ini.

Salah satu sepak terjang Satgassus Merah Putih ialah pengungkapan 1,2 ton sabu dari jaringan narkotika Timur Tengah. Hingga akhirnya pada 1 Juli 2022, Irjen Ferdy Sambo ditunjuk Kasatgassus Merah Putih. Keputusan penunjukan tercantum dalam SP SPRIN/1583/VII/HUK.6.6./2022.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah membubarkan Satgassus Merah Putih, dan diumumkan pada Kamis (11/8) lalu. Per hari tersebut, kegiatan Satgassus Polri sudah disetop.

Satgassus Polri dibentuk pada zaman Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, yang kini menjadi Menteri Dalam Negeri. Satgassus Merah Putih dibentuk pada 20 Februari 2017.

Sangat tepat keputusan Kapolri Jenderal Sigit itu diambil di tengah-tengah proses penyidikan kasus pembunuhan berencana Brigadir "J". Biar sekaligus Kapolri Jenderal Sigit adakan pembersihan di Institusi Polri yang kita cintai bersama.

Makanya jangan heran bila Irjen Ferdy Sambo bagaikan raja di raja seperti memiliki kerajaan, karena fulusnya unlimited. Tentu banyak terdistribusi ke oknum oknum Polri yang menjadi jaringannya dan diduga ada oknum politikus juga atau pejabat di luar Institusi Polri menikmati permainan busuk ini.

Sambo dinonaktifkan dari jabatan Kasatgassus dan Kadiv Propam Polri pada hari yang sama, yaitu 4 Agustus 2022. Mutasi itu tertuang dalam TR 1628/VIII/KEP/2022/4 Agustus 2022.

Tapi perlu diingatkan Kapolri Jenderal Sigit, bahwa jangan hanya membubarkan Satgassus Merah Putih, tapi semua kasus yang pernah ditangani harus diaudit investigasi, angkat kembali yang mungkin sudah dilacikan dan umumkan ke publik.

Setelah Irjen Ferdy Sambo ditetapkan menjadi tersangka. Banyak pihak yang mengaitkan dan menduga keras bahwa jenderal pangkat dua itu diduga menjadi komando dalam bisnis gelap. Salah satunya judi online dan sabu-sabu atau narkoba.

Ketakutan atau segannya para polisi seluruh Indonesia, termasuk para jenderal lainnya kepada Irjen Ferdy Sambo, diduga ada aliran dana yang mengalir, selain tersandera dengan kasus yang pernah ditanganinya oleh polisi polisi yang takut tersebut.

Jadi sangat jelas alasan kenapa para polisi polisi "takut" sama Irjen Ferdy Sambo, karena posisi jabatan rangkap yang dimilikinya itu, artinya pemegang rahasia oknum Polisi yang ada dalam jaringan Irjen Ferdy Sambo.

Kapolri Jenderal Sigit, harus membongkar dugaan kasus kasus tersebut, karena inilah menjadi rahasia yang diketahui oleh Brigadir "J" ditakutkan terbongkar, sehingga menjadi target pembunuhan berencana terhadap dirinya.

Mari terus beri semangat jajaran Polri yang masih bersih, khususnya Timsus Polri dan Kapolri Jenderal Sigit diberi kesehatan dan ketegaran dalam mengungkap kasus kasus besar dibalik kasus Brigadir "J" dan jangan sampai kendor, tetap penuh integritas.

Bagaimana pendapat Anda?

Ref: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7

Deli, 20 Agustus 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun