Memang Megawati sangat stres, karena sesungguhnya ingin mengunggulkan Puan Maharani, sementara dalam banyak survey, Ganjar yang banyak dapat dukungan. Ahirnya Jokowi ikut stres.
Jokowi memang tidak punya partai politik (Parpol) tapi diduga sponsornya sangat kuat, oligarki?, makanya Jokowi tetap menggerakkan relawannya.Â
Tentunya oligarki ingin suksesor yang penurut, mungkin Ganjar masuk kategori itu, Prabowo dan Puan diprediksi akan "sedikit" melawan.
Baca juga:Â Apa Untung-Rugi Presiden Jokowi Endorse Suksesor Pilpres 2024
Megawati juga pasti tidak berani majukan Puan tanpa tandem dengan Jokowi, dimana selama dua periode bersama Jokowi dengan oligarkinya yang kelihatan sangat kental. Itu dugaan penulis ya, jangan percaya dulu, ini cuma prediksi, entahlah.
Analisa sederhananya, mungkin karena Prabowo tidak bisa ditaktis oleh oligarki, maka rencana tersirat pada tahun 2019, untuk pasangkan Prabowo dan Puan ingin dibatalkan oleh Megawati dan Jokowi.
Bukti rencana pembatalan itu dibaca oleh Prabowo, sehingga Prabowo setelah menunda Rapimnas dan selanjutnya menyatakan diri maju sebagai Capres, tanpa umumkan pasangannya.
"Apa yang sudah disepakati secara politik, jangan pernah diperdebatkan secara estetis." - Ir. Soekarno.
Baca juga:Â Inilah KIB Perahu "Cadangan" Suksesor Presiden Jokowi di Pilpres 2024
Prabowo hanya memberi kode atau pesan ke Jokowi dan Megawati dengan cara deklarasi koalisi antara Gerindra dan PKB pada Rapimnas Gerindra, di International Convention Center (SICC), Sentul, Bogor Jawa Barat, Jumat-Sabtu, 12-13 Agustus 2022.
Sungguh luar biasa tarik ulur antara Megawati dan Jokowi, setelah Prabowo melepaskan dirinya dengan Megawati dan Jokowi atas sikap ksatria menyatakan diri maju menjadi Capres 2024.