Baca juga:Â Relawan Jokowi Klaim Tak Ada 'Bandar' yang Danai Musyawarah Rakyat
Jadi acara Musra Indonesia itu yang rencana dihadiri sekitar 40.000 relawan se Jawa Tengah, hanya strategi atau taktik unjuk kekuatan (show of force) saja, itu point rencana Musra Pro Jokowi dalam analisa politik.
Lagi pula Presiden Jokowi sebagai figur sentral juga bukan pemilik parpol. Ketahuan saja rencana itu sebagai bukti perlawanan relawan Pro Jokowi pada PDI-P dimana Jokowi menjadi kadernya, seharusnya itu tidak terjadi. Relawan Jokowi tidak bisa juga lawan PDI-P.
Kalau relawan Jokowi mau berpolitik cerdas, substansi acaranya bukan "Penjaring capres-cawapres", Â tapi tema besarnya diganti menjadi "Temu Akbar Relawan Jokowi"Â untuk melakukan evaluasi Program Nawacita Jokowi.
Baca juga:Â Kenapa Megawati Ragu Jagokan Puan Maharani sebagai Bacapres 2024?
Itu kemasan besarnya, entah mau bahas apa saja dalam pertemuan tersebut, ya silakan. Nah itu baru strategi gerilya yang berbobot, untuk memancing harimau turun gunung.
Karena dengan adanya Musra dengan tema penjaringan capres-cawapres sebenarnya meruntuhkan wibawa negara atau Presiden Jokowi di ahir masa tugasnya.
Bisa diklaim bahwa Presiden Jokowi yang ambisius mendorong suksesornya pasca 2024. Menurunkan derajat kenegarawan Presiden Jokowi, pastinya.
Mungkin saat ini bisa saja para gabungan relawan Jokowi memeriahkan acara Musyawarah Rakyat (Musra) karena Jokowi masih sebagai presiden. Tapi belum tentu bisa mengikat rakyat sampai hari "H" Pilpres 2024.
Baca juga:Â Mengulik Kontradiktif Keinginan PDI-P dan NasDem di Pilpres 2024
Saran Pada Relawan Jokowi