Cak Imin cerdas menangkap peluang dan keinginan Prabowo Subianto menyasar pemilih Islam tradisional, khususnya yang mayoritas selama ini menjadi basis konstituen PKB.
Selama ini, Prabowo Subianto berkoalisi dengan partai Islam berbasis Islam kota seperti PKS, di Pemilu 2014 dan 2019 namun selalu kalah.
Semua tidak mudah, karena hubungan PKB dengan PBNU dan keluarga Gus Dur tidak solid. Basis Nahdliyin belum tentu solid ke PKB jika PBNU beda mazab memilih apolitis atau independen di 2024.
Baca juga:Â Prabowo-Puan Pasangan Paling Berpeluang di Pilpres 2024
Diprediksi Prabowo Subianto menunggu pasangan yang akan di endorse oleh Presiden Jokowi, atau bisa jadi akan bersama PDI-P.Â
Seandainya ada Parpol yang mendorong Menteri Pariwisata dan Ekonomi Krearif, Sandiaga Salahudin Uno, wah ini yang ditunggu oleh Prabowo Subianto.
Karena sangat jelas dalam kalkulasi politik Megawati, bahwa bila Puan Maharani diposisikan sebagai Cawapres, maka hanya Prabowo Subianto jadi pilihannya.
Sangat kuat posisi Prabowo Subianto pada Pilpres 2024, bisa berkoalisi pada partai politik (Parpol) apa saja, dan hanya butuh satu Parpol) untuk mencapai Presidential Threshold 20%.
Baca juga:Â Indonesia Minim Calon Presiden, Kenapa?
Namun tetap harus dalam pertimbangan matang memilih Cawapres pendamping Prabowo Subianto yang bisa imbangi kekurangannya, untuk diterima di seluruh masyarakat Indonesia.
Mungkin itu buah dari sabar Prabowo Subianto yang sudah kalah tiga kali dalam Pilpres, sehingga santai saja mendukung Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, dan tidak ribut menjadi oposisi, untuk menunggu lima tahun tibanya Pilpres 2024.