Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Kapolri Harus Jaga Nyawa Bharada "E", Amankan dan Jangan Lengah

2 Agustus 2022   04:21 Diperbarui: 2 Agustus 2022   04:26 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Penanganan kasus kematian Brigadir "J" secara terbuka dan tidak boleh ada yang ditutup-tutupi." Presiden RI Joko Widodo.

Setelah Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, menonaktifkan masing-masing Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, Karo Paminal Brigjen Pol Hendra Kurniawan serta Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto.

Pertanyaan kemudian muncul, kenapa seorang Tamtama Bharada Polisi Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada "E" tidak dinonaktifkan sekaligus diamankan?

Apa seh kelebihannya seorang Tamtama Bharada "E" dibanding dua Perwira Tinggi (Pati) Polri dan satu Perwira Menengah (Pamen) Polri yang sudah dinonjobkan dari jabatannya oleh Kapolri?

Baca juga: Kapolri Minta Semua Pihak Ikut Awasi Penanganan Kasus Tewasnya Brigadir J

Sementara sangat jelas bahwa Bharada "E" yang diduga menembak atau membunuh Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir "J" masih bebas saja kesana kemari. Apakah para penyidik tidak khawatir???

Apa sih pertimbangan yang menjadi dasar utama Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, sehingga tidak menonaktifkan Bharada "E" dan selajutnya diamankan, malah kembali bekerja dan masih sebagai saksi.

Apakah belum cukup bukti hasil olah TKP dan hasil investigasi penyidik, Komnas HAM, Kompolnas, ataupun LPSK, dimana Bharada "E" sudah pernah mengajukan permohonan perlindungan pada LPSK.

Baca juga: Pesan Buat Kapolri Jenderal Listyo dan Irjen Ferdy Sambo

Seharusnya Polri harus sigap membaca situasi dan kondisi setelah Bharada "E" meminta perlindungan pada LPSK. Bahwa kondisi Bharada "E" sangat jelas berbahaya. 

Alibi, sudah dua jenderal dan satu perwira menengah, bisa disebut menjadi "korban jabatan" atas kasus ini. Kurang apa lagi membaca dan menganalisanya.

Polri sudah sepantasnya mengamankan Bharada "E". Walau belum dijadikan tersangka. Ini kasus pembunuhan, artinya juga kembali nyawa menjadi taruhannya.

Padahal, sangat penting diamankan jiwa Bharada "E" sebagai manusia biasa yang punya hak hidup. Dimana Bharada "E" sebagai saksi kunci atas kasus dugaan tembak menembak antara Bharada "E" dan menewaskan Brigadir "J"

Alasan yang paling utama untuk menjaga keselamatan atas jiwa Bharada "E" karena berpotensi memancing emosi atau amarah keluarga Brigadir "J". Jiwa Bharada "E" bisa terancam lho Pak Jenderal Listyo.

Baca juga: Bharada E yang Tembak Rekannya hingga Tewas di Rumah Dinas Pejabat Polri Disebut Penembak Nomor Satu

Polri harus waspada dalam masalah ini, karena sangat mungkin terjadi hal yang tidak diinginkan, khususnya keselamatan dan jiwa Bharada "E", bisa merepotkan semua pihak dalam mengungkap kasus ini.

Apalagi kasus ini diduga merupakan kasus pembunuhan berencana yang belum terungkap sampah hari ke dua puluh lima, maka kewaspadaan harus sangat ketat demi menjaga nyawa dari Bharada "E".

Juga bisa repot serepotnya bila tiba tiba Bharada "E" kabur atau dikaburkan, semua dugaan ini bisa saja terjadi bila Polri tidak waspada, waspadalah dan tidak ada salahnya bila berjaga jaga.

Karena diduga keras kasus ini sepertinya punya efek besar dan berpotensi terjadi saling sandera menyandera antar oknum. Semoga tidak ada kasus besar diantara kasus pembunuhan Brigadir "J".

Pastinya jagalah marwah Polri sebagai pengayom dan pagar keamanan dan ketertiban masyarakat - Kamtibmas - Indonesia yang sama kita cintai.

Seri tulisan sebelumnya: 1, 2. 3, 4, dan 5.

Jakarta, 2 Agustus 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun