Sementara Megawati "sangat" ingin mendorong Putri Mahkota Puan Maharani sebagai Bacapres PDI Perjuangan. Sekaligus memecahkan rekor prestasi dan prestise keluarga besar Bung Karno, bahwa mulai kakek, ibu sampai cucu pernah menjadi Kepala Negara atau Presiden RI.
Tapi Megawati terbaca, masih malu-malu ajukan putrinya yang juga Ketua DPR RI itu secara terbuka atau terang-terangan ke eksterna atau publik. Tentu Megawati tahu atensi elit eksternal atas kapabitas putrinya untuk posisi Bacapres yang belum memadai.
Baca juga:Â Kenapa Megawati Ragu Jagokan Puan Maharani sebagai Bacapres 2024
Secara empiris hampir pasti tidak ada elit Parpol yang inginkan Puan Maharani sebagai Bacapres, kecuali dengan "terpaksa" oleh PDI Perjuangan sendiri, juga diprediksi bahwa rakyat belum bisa menerima Puan Maharani.
Hanya ada satu posisi yang paling pas buat Puan Maharani, menjadi Bacawapres dari Prabowo Subianto sebagai Bacapres atas koalisi PDIP dan Gerindra. Tapi maukah Megawati?
Pasangan Prabowo-Puan ini juga bisa bikin stres Presiden Jokowi, karena susah menolaknya. Jasa Megawati dan Prabowo pada Presiden Jokowi sangat terasa kuat, sejak Presiden Jokowi sebagai Gubernur Jakarta dan juga duduknya anak dan menantu sebagai walikota di Solo dan Medan yang diusung oleh PDI Perjuangan.
Kecuali Presiden Jokowi keluar dari PDI Perjuangan, untuk mendorong Ganjar Pranowo lewat koalisi lainnya, bisa saja melalui Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yang terdiri dari Golkar, PAN, dan PPP. misalnya Ganjar Pranowo berpasangan Airlangga Hartarto.
Baca juga:Â Sisi Positif Presidential Threshold 20 Persen
Surya Paloh harus lebih ekstra hati-hati setelah menentukan 3 Bacapres non kader pasca Rakernas Partai NasDem, karena bila strateginya meleset, Partai NasDem bisa kalah arah di Pilpres 2024 sekaligus jatuh pamor pada Pemilu 2024.
Sangat berat Surya Paloh untuk memengaruhi Megawati, karena pilihan Megawati pada kondisi terburuk tentu akan berkoalisi dengan Prabowo Subianto dan menempatkan Puan Maharani sebagai bacawapres.
Koalisi PDI Perjuangan dan Gerindra sesungguhnya juga akan menguntungkan Puan Maharani sebagai Bacawapres, daripada ambisi menjadi Bacapres, malah jadi bumerang dan akan kehilangan simpati pada rakyat yang akan memilih.
Jadi kesimpulan yang perlu disyukuri oleh rakyat Indonesia, yaitu adanya syarat ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold 20 persen, sehingga menjadi tidak seenaknya para elit Parpol mengajukan jagoannya menuju kandidasi Pilpres 2024.