Megawati bahas perihal parpol sombong saat berpidato dalam pembukaan Rakernas PDIP di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022). Itu sah-sah saja, Megawati memang patut diakui cerdas membalas bahasa politik.
Pastilah Megawati merasa "dipaksa" oleh Surya Paloh untuk urungkan niatnya mendorong Puan Maharani menuju Pilpres 2024. Secara normal manusia biasa non langkah politik, bisa saja Megawati tersinggung. Karena merasa strateginya dihadang oleh Partai NasDem.(Baca: Indonesia Minim Calon Presiden, Kenapa?).
Karena dalam kalkulasi politik, dapat diprediksi Megawati akan menjagokan dan mendorong Puan Maharani mendampingi Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (Bacapres) di Pilpres 2024. Elit politik paham itu semua, hanya Megawati masih segan menyebutnya.
Memang Prabowo Subianto yang paling pas bersama Puan Maharani. Pasangan ini sepertinya tidak terlalu susah menangkan Pilpres 2024, survey Prabowo Subianto masih sangat tinggi dibanding kandidat lainnya. Makanya Megawati katakan dalam penutupan Rakernas PDIP, bahwa nama calon presiden masih diumpet.
Memang PDIP dan Partai NasDem berkoalisi mendukung Jokowi-Ma'ruf dalam pemerintahannya. Tapi dalam pembagian kursi kabinet, di periode kedua Presiden Jokowi. Dimana beberapa jabatan di kabinet beberapa bergeser, PDIP mengambil alihnya dari Partai NasDem, sebut misalnya paling strategis posisi Jaksa Agung yang dulunya dipegang Partai NasDem dan sekarang PDIP.
Tentu pula PDIP dan Partai NasDem berbeda sikap dan alot saat berada satu koalisi di pemerintahan selama ini dan kondisi atau sikap menghadapi Pemilu dan/atau Pilpres 2024 ke depan. Jangan ditafsirkan bahwa PDIP dan NasDem akan damai-damai saja menghadapi Pilpres 2024, oh tidak demikian dalam politik "pragmatis" yang dihadapi Indonesia saat ini.
Ganjar Tetap Korban
Kondisi saling sindir ini bisa berakibat fatal dan akan mengorbangkan ambisi dan perjuangan politik Ganjar Pranowo bersama pendukungnya. Karena walau ditarik sisi positif atas sindiran antara Megawati dan Surya Paloh, artinya damai. Tetap hasilnya menuai resistensi keduanya. Sangat diyakini PDIP dan Partai NasDem sedikit sulit berkoalisi, karena adanya pengaruh Jusuf Kalla di Partai NasDem.
Tetap Ganjar Pranowo akan korban, karena diprediksi Surya Paloh akan mengusulkan pasangan Anies Baswedan dan Puan Maharani, atas skenario Jusuf Kalla. Begitupun bila terjadi sisi negatif hubungan antara PDIP dan Partai NasDem, tetap Ganjar Pranowo jadi korban.Â
Apakah Presiden Jokowi akan selamatkan Ganjar Pranowo melalui koalisi parpol selain PDIP dan Partai NasDem, bisakah di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang telah membentuk koalisi terlebih dahulu?. Apakah KIB ini merupakan strategi Jokowi untuk berada di 3 titik simpul koalisi? Bila hal tersebut terjadi, maka diperkirakan ada 3 pasang bacapres menuju Pilpres 2024. Yaitu koalisi PDIP, koalisi Partai NasDem dan KIB sendiri.
Karena jelas kalau PDIP dan Partai NasDem tidak berkoalisi, maka bisa dipastikan PDIP koalisi Partai Gerindra, Megawati akan berhasil mendorong pasangan Prabowo Subianto dan Puan Maharani, memang bisa dipastikan sejak lama direncanakan, sehingga Prabowo Subianto masuk gerbong Jokowi (Baca: Prabowo-Puan Pasangan Paling Berpeluang di Pilpres 2024).