6. Bisnis
Kenapa Bisnis? Dalam urusan sampah, untuk mencapai 5 aspek terdahulu, dibutuhkan orang atau pengelola sampah yang berjiwa bisnis atau pengusaha (entrepreneurship) dalam menguliti kedalaman "bisnis sampah" yang sangat unik, menginginkan manusia bersih untuk mengurusnya (paradox).
Baca Juga:Â Apa Kabar Usia 12 Tahun UU Sampah?
Mengurus sampah - pemilahan dan pengumpulan - bukan dengan mental dagang (menambah yang ada) yang dipakai dalam urusan sampah, akan mati suri alias gagal, harus miliki mental dan karakter pengusaha (mengadakan yang tidak ada) bila ingin usaha berkelanjutan (sustainable) aktivitasnya.
Sangat dibutuhkan jiwa pengusaha yang mumpuni dalam urusan sampah, karena mengurus sampah sangat bertaut antara urusan sosial dan bisnis yang harus berjalan - berproses - secara keseluruhan dan masif terstruktur. Tirai pemisah antara sosial dan ekonomi sampah sangat tipis dan tidak terlihat oleh mata telanjang, harus dengan mata iman dan taqwa. Agar tidak menjadi manusia sampah.
Solusinya:Â
Kepada para pengelola sampah lintas stakeholder, asosiasi, pengelola bank-bank sampah, sila berhubungan dengan Dinas Tenaga Kerja setempat atau Kemenaker Jakarta untuk minta Program Pelatihan Produktifitas yang di dalamnya ada pelatihan Achievement Motivation Training (AMT).Â
Dalam pelatihan tersebut akan diajari praktik bisnis berkelompok serta bagaimana hidup berkarakter atau berintegritas.
"Achievement Motivation Training (AMT) adalah sebuah program pelatihan untuk pengembangan diri khususnya dalam hal peningkatan motivasi berprestasi bagi pesertanya."
Baca Juga:Â Meluruskan Arah Bank Sampah sebagai Perekayasa Sosial dan Bisnis