Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Lestari Pilihan

Marketplace PKPS; Platform Bisnis Sampah Model Koperasi Multi Pihak

3 April 2022   23:10 Diperbarui: 6 April 2022   04:28 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Progres Bottom-up Platform Digitalisasi Marketplace SampahMart PKPS, Sumber: DokPri

"Merupakan wujud tanggungjawab moral, selaku Pendiri Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS) di Indonesia memberi catatan kepada pengurus PKPS setiap kabupaten/kota agar benar-benar menjadikan PKPS sebagai poros circular ekonomi yang dimiliki secara bersama oleh seluruh produsen dan pengelola sampah." Asrul Hoesein, Founder PKPS dan Yayasan Kelola Sampah Indonesia (Yaksindo).

Motivasi dasar pendirian koperasi pengelola sampah, agar PKPS menjadi solusi darurat sampah Indonesia, yang bukan merupakan bisnis single stakeholder (pemilik tunggal atau kelompok tertentu), tapi sebagai koperasi multi stakeholder atau multi pihak (milik bersama) yang harus saling menghidupkan diantara para pelaku usaha yang sama dan berbeda serta terhubung dalam satu rantai kegiatan sosial, budaya dan ekonomi, itulah sampah yang harus mendapat perlakuan khusus.

Lebih luas lagi ada cita-cita besar untuk melakukan restorasi perkoperasian di Indonesia, melalui basis usaha kelola sampah agar roh koperasi Bung Hatta yang hilang, bisa bangkit kembali membumi dan mengangkat ekonomi kerakyatan dari bangsa Indonesia.

Pada ahirnya koperasi Indonesia dapat diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain, dimana koperasi di luar negeri sangat maju dibanding koperasi di Indonesia. Sebagai anak bangsa, sedikit iri menyaksikan koperasi negara lain jauh maju meninggalkan Indonesia, maka melalui PKPS, koperasi Indonesia harus babgkit dan maju setara dan memiliki target melebihi koperasi di luar negeri.

Baca Juga: Koperasi Sampah "PKPS" sebagai Poros Circular Ekonomi

Dalam mewujudkan cita-cita besar tersebut, sebagai pendiri tunggal PKPS di Indonesia, telah berkomitmen untuk tidak masuk bagian dalam sistem bisnis dan kepengurusan di PKPS pada seluruh jejaring dan jenjang organisasi PKPS di seluruh Indonesia.

PKPS sebagai koperasi multi pihak harus berada pada rule sistem yang dibangunnya, demi mengokohkan eksistensinya sebagai rumah bisnis bersama para produsen dan pengelola sampah, sebagai poros circular ekonomi. Maka para pengurus dan anggotanya serta masyarakat (calon anggota) penerima manfaat keberadaan PKPS, bisa menemukenali kembali manfaat koperasi yang sesungguhnya.

Setelah masyarakat kembali menemukan dan merasakan sisi positif koperasi di PKPS, maka dengan sendirinya masyarakat akan termotivasi (belajar) berbisnis di koperasi, karena PKPS sebagai ruang intrapreneur (belajar berusaha) menuju entrepreneur (praktek mandiri berusaha), namun tidak boleh melupakan koperasi tempat belajar berwiraswasta.

"Terjadi kekeliruan di Indonesia dalam praktek koperasi, oleh sebagian besar menyikapi koperasi sebagai lembaga usaha konvensional. Dimana proses usaha koperasi dijalankan seperti model usaha perseroan komanditer, sehingga banyak koperasi ditinggalkan anggotanya"

Selama ini terjadi kekeliruan di Indonesia oleh sebagian besar koperasi, sedikit keliru dan salah menyikapi koperasi sebagai lembaga usaha. Dimana kita melakukan progres koperasi disamakan atau dipersepsikan sebagai perseroan komanditer. Maka ujungnya anggota malas melakukan transaksi atau kegiatan, ahirnya koperasi menjadi papan nama saja. Karena progres koperasi terkesan dimiliki oleh pengurus intinya saja.

Melalui konsep besar PKPS yang akan melakukan restorasi, tentu akan tumbuh berkembang usaha-usaha UMKM yang lahir dari PKPS di seluruh Indonesia. PKPS akan menjadi embrio sumber daya bisnis UMKM, khususnya koperasi modern menuju kemandirian ekonomi bangsa Indonesia.

Baca Juga: PKPS, Koperasi Sampah Berbasis Multipihak

Restorasi Koperasi dan Kelola Sampah

Sebagai pendiri PKPS, sangat menyadari bahwa tidaklah mudah membangun koperasi sampah PKPS ini, yang pertama koperasi model multi pihak di Indonesia. Memang tidak mudah PKPS ini sesuai yang dibayangkan oleh banyak pihak, karena PKPS akan menata ulang makna koperasi yang hilang. Sekaligus membangun sistem kelola sampah yang bercircular ekonomi.

Dua bangunan besar tersebut, sampah dan koperasi yang menjadi titik berat PKPS yang harus diselesaikan sebelum masuk ke bisnis platform digitalisasi marketplace dan toko ritel modern sebagai pusat pelayanan dan transaksi bisnis konvesional dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan produsen produk barang sebagai pemilik PKPS secara bersama.

Keberadaan koperasi di Indonesia saat ini, semakin hari tidak menunjukkan jati dirinya sebagai lembaga usaha berbasis gotong-royong, tapi lebih merupakan sebagai usaha individu yang dimiliki oleh sebagian pengurusnya saja. Sehingga umumnya mati suri, kecuali yang berbentuk primer masih eksis.

PKPS tidak boleh seperti koperasi konvensional pada umumnya, harus melakukan inovasi usaha dan kepemilikan bersams bergotong-royong menuju koperasi modern. Makanya PKPS memang lahir dengan basis model koperasi multi pihak, makanya kami yakin dan percaya bahwa PKPS mampu mengawal PermenkopUKM No. 8 Tahun 2021 Tentang Koperasi Model Multi Pihak.

PKPS di setiap kabupaten/kota akan melakukan agregasi unit-unit usaha satau bisnis sejenis agar lebih fokus dan profesional. Namun tetap berada dalam sebuah rantai sosial dan ekonomi yang saling melengkapi antar bisnis terkait dalam satu rantai nilai ekonomi yang bergotong royong untuk mencapai masing-masing tujuannya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Absolut Melakukan Transformasi Bank Sampah dan TPS3R

Ilustrasi: Jejaring dan jenjang Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS) dalam dan luar negeri. Sumber: DokPri.
Ilustrasi: Jejaring dan jenjang Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS) dalam dan luar negeri. Sumber: DokPri.

Marketplace PKPS

PKPS seluruh Indonesia akan membangun platform bisnis digitalisasi marketplace yang kepemilikannya secara bersama-sama sebagaimana eksistensi PKPS sebagai rumah bisnis bersama. Sebagai tuntutan globalisasi, platform bisnis marketplace PKPS akan berproses di mana penjual berkumpul dan bisa menjual barang atau jasa ke pelanggan meski tanpa bertemu secara fisik.

PKPS ke depan melalui hybrid program sampahmart online dan offline. Sebagai platform marketplace bertemunya penjual dan pembeli, di mana pembeli bisa melihat produk apa saja yang dijual pada platform. Juga SampahMart akan hadir secara konvensional di setiap desa seluruh Indonesia dalam bentuk toko ritel modern pada umumnya.

Platform marketplace SampahMart PKPS akan dibangun dengan pola bottom-up mengikuti karakteristik sampah dan karakteristik bisnis sampah yang unik atau berbeda dengan produk dan bisnis lainnya.

Baca Juga: Pemulung Sampah Diberdayakan Melalui Primer Koperasi Bank Sampah

Area operasional platform marketplace SampahMart PKPS akan berproses secara lokal, regional, nasional dan internasional mengikuti hulu-hilir produk dan sampah dalam dan luar negeri. Termasuk bisnis jasa lainnya yang saling mengikat dan terkait dalam urusan persampahan.

Platform ini juga akan berfungsi sebagai Big Data dalam revolusi industri 5.0 dimasa kini dan yang akan datang sebagai pengembangan dari revolusi 4.0 yang dinilai berpotensi mendegradasi peran manusia. Society 5.0 adalah suatu konsep society yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based). 

Maka kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan mentransformasi Big Data tersebut pada platform digitalisasi marketplace PKPS yang dikumpulkan melalui internet pada segala bidang kehidupan (the Internet of Things) berbasis sampah untuk menjadi suatu kearifan baru. Sehingga semua produk yang berahir dengan sampah dapat terdeteksi dan tertangkap oleh PKPS.

Baca Juga: Memahami Proses Circular Ekonomi Sampah

Semuanya akan didedikasikan nelalui PKPS untuk meningkatkan kemampuan anggotanya membuka ceruk bisnis dan pasar untuk mendapatkan peluang-peluang usaha baru bagi kemanusiaan dalam memenuhi kebutuhannya. Transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna.

Plarform Marketplace SampahMart PKPS akan memberikan ruang yang lebih besar kepada masyarakat dari generasi milenial, dari generasi Gen Z (generasi yang lahir antara 1995-2003) untuk tampil dan mengambil peran sentral dalam perkembangan koperasi Indonesia yang lebih adil dan inovatif. Terlebih menghadapi bonus demografi 2030.

Diyakini ke depan platform marketplace SampahMart PKPS ini dapat dijadikan sebagai tempat produsen dan konsumen seluruh dunia berkumpul dan bertemu melakukan kolaborasi dan bertransaksi secara praktis, sehingga melalui PKPS, Indonesia akan memengaruhi dunia dalam pengelolaan sampah dan koperasi yang lebih bermartabat untuk mengikis mafia dagang atau pengusaha rente menuju bisnis yang sehat.

Baca Juga: Tantangan dan Peluang Koperasi dalam Pengelolaan Bank Sampah

Platform Marketplace SampahMart PKPS akan memasukkan produk-produk dan eks produk dalam rantai pasok nasional dan global, ini juga sangat memungkinkan terjadi kolaborasi investasi dalam dan luar negeri, bila para pengurus PKPS di seluruh jejaring dan jenjangnya mengikuti arah yang telah ada dalam konsep awal kehadirannya sebagai poros circular ekonomi.

Situasi dunia saat ini penuh dengan perubahan dan disrupsi serta diwarnai ilmu pengetahuan teknologi modern yang terus berubah dengan cepat. Kondisi ini menuntut cara-cara kerja baru inovatif yang menuntut kebaruan sikap dan teknologi kreatif dan mengikuti perkembangan peradaban tanpa kehilangan kearifan lokal.

Perubahan yang cepat akibat revolusi industri dan juga pasca pandemi Covid-19 menuntut cara-cara baru yang inovatif. Modernisasi digitalisasi otomasi, tak mungkin lagi bisa dihindari di bumi Indonesia. Anak bangsa melalui PKPS harus bangkit bersama dalam kemandirian yang bergotong-royong.

Jakarta, 3 April 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Lestari Selengkapnya
Lihat Indonesia Lestari Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun