Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Misi Impossible Pemulung Sampah Sejahtera Bila Masih di TPA, Jadi Mau ke mana?

2 April 2022   12:22 Diperbarui: 2 April 2022   12:39 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kondisi Pemulung Sampah di TPA Tamangapa Antang Kota Makassar (2021), Sumber: DokPri

Mau sejahterahkan pemulung? Tapi yang serius, jangan malah dimanfaatkan alias eksploitasi. Fokus dan jangan main-main, bangun suprastruktur untuk jalankan infrastruktur yang sehat dan berkelanjutan bagi kehidupan mereka. 

Bantuan insidentil dari perusahaan-perusahaan Corporate Social Responsibility (CSR) pada pemulung sampah dan bank sampah atau pengelola sampah lainnya, itu belum masuk kategori misi sejahterahkan mereka, impossible. Itu sama saja beri ikan saja untuk makan satu hari. Tapi berikan kailnya, itu yang benar dan manusiawi.

Bila peduli dan ingin sejahterahkan pemulung sampah di TPA dan termasuk pemulung bergerak, absolut di trasformasi atau hijrah dari hilir ke hulu, identifikasi dengan buatkan kelembagaan yang paten untuk mereka miliki, lalu mereka dimasukkan sebagai bagian dari pemilik usaha (diberi saham) pada instalasi olah sampah yang dibangun di kawasan sumber timbulan sampah.

"Solusi insidentil untuk menambah penghasilan pemulung sampah di TPA, sambil menunggu perpindahan mereka bekerja ke sumber timbulan sampah. Fasilitasi dan edukasi mereka untuk memproduksi pupuk kompos organik yang sangat banyak terbuang di TPA. Jamin pembelian hasil olahan sampah organik tersebut." Asrul Hoesein, Founder Yayasan Kelola Sampah Indonesia (Yaksindo).

Organisasi terstruktur dan non organisasi ataupun komunitas yang menaungi para pemulung sampah, semua beralasan dan punya misi untuk mensejahterahkan para pemulung yang bekerja dibawah pengawasannya. Namun faktanya, hanya semacam karyawan harian biasa saja yang memungut sampah secara monoton.

Sebuah target yang keliru bila tidak membangun suprastruktur dan infrastruktur mengikuti arah UUPS atau sama saja misi impossible bila pemulung tetap di TPA. Bisa jadi mereka tidak mengetahui ada bantuan bagi dirinya, itupun kalau mereka ketahui, karena semua pemberi bantuan butuh dokumentasi. Tapi yang diatas kertas, bisa saja para pemulung tidak mengetahui jumlah dan jenis bantuan sesuai yang sebenarnya. 

Yes, Ada foto dokumen dengan spanduk lengkap, padahal itu hanya untuk dokumen si pemberi bantuan sebagai bukti pengeluaran CSR saja. Kasian mereka, seakan terjadi eksploitasi. Namun semoga dugaan ini meleset. Tapi tulisan ini berbasis data dan kunjungan lapangan yang valid bisa dipertanggungjawabkan.

Baca Juga: Kilas Balik Perjuangan Asrul Hoesein Melahirkan PKPS

Aktifitas mereka di TPA sesungguhnya pekerjaan monoton saja sebagai pemulung sampah yang hanya mampu berhitung harian tanpa bisa memprediksi masa depan diri dan keluarganya.

Tanpa bisa kalkulasi untuk meningkatkan taraf ekonomi dan masa depan atas pekerjaannya sebagai pemulung sampah. Artinya susah dijamin akan kehidupan masa depan mereka, kecuali hanya dapat diukur insidentil dengan banyaknya sampah gelondongan yang masuk ke TPA, itupun mereka seperti berebutan bila mobil angkut sampah tiba di TPA.

Tapi walaupun banyak sampah yang masuk setiap hari ke TPa, tetap  saja kehidupan mereka tergantung pada hasil pekerjaan harian sesuai volume sampah yang mereka tangkap. Masa depan mereka tetap tidak bisa terjamin dan mereka berpotensi di eksploitasi oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun