Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tips Mudah Menjadi Haji Muda

4 Oktober 2020   06:31 Diperbarui: 4 Oktober 2020   07:11 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Labbaikallahumma labbaik, labbaikala syarikalaka labbaik, innalhamda wanni'mata laka walmulka laa syarikalaka. Rasulullah Muhammad SAW menyebutkan tentang pahala haji yang mabrur, "Barangsiapa menunaikan ibadah haji tanpa melakukan perbuatan keji dan maksiat, maka ia kembali seperti bayi yang baru lahir." (HR.Muslim).

Sedikit ingin berbagi, mungkin bisa menjadi referensi wisata religius untuk secepatnya atau segera berangkat menunaikan ibadah haji, tanpa harus menunggu antrian bertahun-tahun yang akan datang.

Insya Allah, walau pengalaman Penulis sudah dua puluh satu tahun telah menunaikan ibadah haji. Praktis agak lama, pastinya banyak perubahan disana, baik di Madinah Al-Munawwarah maupun di Makkah Al-Mukarramah.

Syukur Alhamdulillah, penulis telah menunaikan ibadah haji tahun 1999, pada usia 37 Tahun (lahir 7 April 1962). Praktis pada saat itu fisik masih segar dan kuat untuk melakukan berbagai kunjungan wisata ibadah di berbagai lokasi bersejarah di Madinah, Makkah dan Jeddah. 

Ada satu janji pada Allah Swt saat berada di depan makam Rasulullah Muhammad SAW di Madinah tahun 1999 yang lalu, bahwa penulis tidak akan melaksanakan haji untuk kedua kalinya dan seterusnya. Cukup sekali saja, karena itu yang wajib dan selanjutnya hanya sunnah saja. 

Semoga pembaca yang lain bisa mengikutinya. Tapi yang terpenting maksudnya untuk memberi kesempatan yang belum berhaji. Tapi ternyata benar ahirnya terjadi keterbatasan kuota.

Memang jelas bahwa di usia muda sangat nikmat dan nyaman dalam menjalankan ibadah haji. Syukur Alhamdulillah sudah dibuktikan kebenaran dari semua itu. Penulis berdoa agar pembaca sekalian bisa berangkat dan menikmati ibadah haji di usia muda.

Ibadah haji ini adalah ibadah yang banyak menguras tenaga atau energi, termasuk membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Karena memang selain harus mempersiapkan ongkos naik haji dan biaya-biaya lainnya selama dalam perjalanan. Juga terutama semua utang harus dilunasi dan persiapan biaya hidup kepada keluarga yang ditinggalkan di tanah air.

Menunaikan ibadah haji saat ini, bukan hanya persoalan biaya. Tapi terlebih kepada masalah tidak tersedianya kuota yang cukup, hal kuota ini menjadi masalah krusial. Harus menunggu antrian sampai berpuluh tahun lamanya, maka menjadi haji muda mustahil bila tidak merencanakan sejak dini.

Melaksanakan ibadah haji di negara kita Indonesia saat ini menjadi suatu ibadah yang sangat sulit untuk dilaksanakan, dikarenakan adanya "waiting list" yang sangat banyak menunggu antrian, sehingga masa tunggu untuk pemberangkatan haji menjadi sangat lama.

Bagaimana kaitan minimnya kuota dan haji muda. Tentu sudah sangat susah memprediksi bila tidak mendaftar (mulai sekarang mendaftar dan menyetor ongkos naik haji). Padahal, usia muda akan memudahkan jamaah untuk menunaikan ibadah haji dan umrah dengan sempurna.

Dalam satu kali menunaikan ibadah haji (pada usia muda) bisa berkali-kali melakukan ibadah umrah. Pasalnya, ibadah haji dan umrah merupakan ibadah yang sangat banyak menguras tenaga. Itulah pula ibadah haji disebut wisata ibadah.

Umumnya jamaah usia tua yang menunaikan ibadah haji, paling mampu hanya melaksanakan ibadah umrah maksimal dua kali saja. 

Semua Manusia Terpanggil Haji

Sesungguhnya umat manusia, sejak lahir semua telah dipanggil oleh Allah Swt untuk menunaikan ibadah haji. Hanya saja masing-masing hamba Allah Swt berbeda cara menyikapi panggilan suci dari Allah Swt. Ada yang serius dan ada yang acuh tak acuh.

Sama seperti bila menerima undangan pengantin. Kalau undangan datang dari masyarakat biasa, undangan diabaikan. Tapi kalau undangan itu datang dari pejabat atau pengusaha besar, undangannya disimpan baik-baik.

Bila perlu disiapkan pakaian khusus untuk menghadirinya. Itu merupakan gambaran sederhana dalam menyikapi undangan. Coba undangan Allah Swt menunaikan ibadah haji, identikkan undangan si pejabat atau pengusaha tersebut. 

Allah Swt sudah memanggil dan menyebarluaskan panggilan atau undangan itu kepada seluruh umat manusia. Undangan itu sudah dibuat oleh Allah Swt dan disebarluaskan untuk hamba-Nya sejak ribuan tahun lalu oleh Nabi Ibrahim AS dan dilanjutkan oleh Nabi Muhammad SAW, undangan menunaikan ibadah haji itu akan tetap ada - kekal - sampai akhir zaman.

Mengerjakan ibadah haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah Swt, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (QS. Ali 'Imraan [3]; ayat: 96-97)

Salah satu kedahsyatan dalam melaksanakan ibadah haji di usia muda adalah bisa menjadi pemantik menebalkan Iman dan Taqwa. Karena haji merupakan pagar untuk tidak berbuat negatif. Haji bisa menjadi pemicu kesabaran. Ahirnya hidup dan kehidupan bisa berkualitas artinya ibadah lainnya juga akan semakin mantab dan berkualitas dihari-hari mendatang, sesudah melaksanakan haji.

Tips Mudah Menunaikan Haji

Memperhatikan kondisi kuota haji saat ini yang semakin lama tercapai targetnya dan tentu dengan waktu antrian yang begitu panjang. Saat ini, di Indonesia, rata-rata masa tunggu calon jemaah haji mencapai 15 sampai 20 tahun masa penantian.

Maka penulis sedikit akan berbagi tips sederhana namun bisa terlaksana bila kenyakinan sangat kuat berpegang pada Allah Swt. Tips ini sesungguhnya sudah beberapa sahabat penulis telah membuktikannya. Berangkat menunaikan ibadah haji tanpa biaya sendiri, tapi dibiayai dan kuota yang disiapkan oleh Allah Swt melalui hamba-Nya yang lain.

Yakinlah bahwa Allah Swt tidak memanggil orang-orang yang mampu, tapi Allah Swt akan memampukan hamba-Nya atau orang-orang yang serius menyikapi panggilan-Nya.

Fakta banyak orang mampu secara fisik dan materi, tapi belum menunaikan ibadah haji. Mari kita bertransaksi dengan Allah Swt, karena dengan pertolongan-Nya semua bisa terjadi di luar perkiraan. 

Allah Swt sangat senang diajak bertransaksi, mintalah pada-Nya yang maksimal. Untuk bisa menjadi yang "terpanggil" niat saja tentu tidak cukup. Harus dengan "niat dan keinginan yang kuat" yang dimanifestasikan dalam tindakan nyata kita bekerja dan beribadah setiap harinya tanpa rasa lelah, demi mengharap ridho-Nya.

Tipsnya begini (Tapi Yakin);

Segera buka Tabungan Haji di Bank Danamon Syariah, tabungan biasa saja. Artinya tabungan tersebut diluar dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) milik Kementerian Agama Republik Indonesia. Tapi tabungan tersebut langsung bertransaksi bersama Allah Swt dengan kenyakinan yang sempurna.

Namun sebelum membuka tabungan tersebut terlebih dahulu melakukan shalat dua rakaat ringan di rumah atau masjid sebelum ke bank dan tentu berdoa sesudahnya sesuai tujuan. Jumlah tabungan awal terserah, minimal sesuai syarat pembukaan Tabungan Haji Danamon Syariah.

Sesudah membuka tabungan tersebut, tidak perlu ada kartu ATM dan buku tabungannya simpan yang rapi saja di laci lemari pakaian atau laci meja kerja, karena tabungan itu bukan untuk keperluan harian. Tapi merupakan tabungan khusus yang tidak boleh dikeluarkan selain untuk  keperluan yang sangat penting, yaitu hanya kebutuhan dalam rangka untuk membantu orang lain saja.

Kenapa hanya untuk membantu orang lain ?, karena sesuai fakta bahwa tabungan itu nanti bukan yang dipakai untuk ongkos naik haji. Tapi akan datang biaya - rezeki - tidak terduga untuk kebutuhan ibadah haji. Macam-macam cara dan skenario Allah Swt bisa terjadi. Subahanallah.

Sabar dan Yakin

Bagaimana cara atau proses penambahan uang pada tabungan itu selanjutnya. Setiap ada rezeki atau penghasilan atas usaha yang dikerjakan baik rutin maupun hasil usaha insidentil.

Sisihkan 2,5% untuk mengisi atau menambah tabungan tersebut (ulangi: cukup 2.5%) saja. Tidak perlu banyak mengisi uang pada tabungan itu, memang kecil. Tidak masalah jumlahnya, karena Allah Swt tidak melihat kuantitas tapi kualitasnya.

Satu hal yang perlu menjadi perhatian setelah membuat tabungan tersebut adalah hilangkan pikiran macam-macam bahwa "kapan bisa berangkat ke Makkah melaksanakan ibadah haji bila tabungannya sekecil itu?"

Intinya lakukan (menabung) saja tanpa ada pikiran negatif. Insya Allah akan terjadi diluar dugaan. Allah Swt akan memampukan orang-orang yang mempunyai keyakinan kelas dewa, bahwa Dia Maha segalanya. Maha Kaya dan mengayakan hamba-Nya yang taat kepada-Nya.

Tips diatas bisa terjadi tanpa harus menunggu uang banyak dan antrian kuota. Sesungguhnya kuota itu bisa disiasati dengan jaringan yang kuat kepada-Nya, jaringan dan komunikasi kepada Allah Swt yang selalu terjaga dan tidak pernah terputus. Alangkah indahnya "berbisnis" dengan Allah Azza Wajallah. 

Allah Swt sangat mampu dan memampukan hamba-Nya yang sabar dan berkenyakinan penuh harap hanya kepada-Nya. Ingat, Allah Swt akan memampukan yang Dia kehendaki.

Semoga Ada manfaatnya bagi pembaca, agar mudah menjadi haji muda. In Syaa Allah. Aamin Yra.

Brebes, 4 Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun