"Pengelolaan sampah menjadi salah satu potensi investasi di masa pandemi Covid-19 yang sangat menjanjikan dan wajib dilaksanakan demi menjaga lingkungan sekaligus menjadi sumber ekonomi baru" Asrul Hoesein, Direktur Eksekutif Green Indonesia Foundation Jakarta.Â
Geliat perekonomian Indonesia masih tertahan di berbagai tantangan dan ketidakpastian di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga usai dan bahkan semakin memprihatinkan.Â
Upaya pemulihan terus dilakukan di berbagai sektor, meski ada pengetatan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh DKI Jakarta, ekonomi nasional tercatat telah mulai membaik jika dibandingkan kwartal kedua.
Kementerian Keuangan memperkirakan laju ekonomi masih akan minus di kwartal tiga, yaitu di kisaran minus 2,9 % hingga minus 1 %. Namun Bank Indonesia menyebut bahwa angkanya lebih baik dibanding kwartal dua lalu yang minus 5,32 %.
Ancaman resesi kian nyata setelah kwartal tiga. Kondisi resesi sebuah negara menurut pemahaman pada umumnya bila dua kwartal berturut-turut negatif. Kwartal ketiga dipastikan negatif apalagi adanya perpanjangan PSBB DKI Jakarta.
Program-program pemulihan ekonomi oleh pemerintah harus terus digiatkan dan ditingkatkan. Selama 20 tahun terakhir sejak 1998, Indonesia belum pernah benar-benar mengalami resesi.
Tahun 2008 ada resesi global tetapi tidak berdampak besar bagi Indonesia. Tetap ada aktivitas, saat pandemi Covid-19 ini hampir bisa disebut ekonomi lumpuh dan tidak ada aktivitas yang berarti. Ada mobilitas fisik yang tidak bisa dijalankan.
Baru kali ini Indonesia terkena resesi ekonomi akibat pandemi Covid-19, utamanya sendi-sendi ekonomi terkena resesi, khususnya sektor UMKM yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sepertinya masa pandemi Covid-19 ini cukup panjang, kita harus banyak berpikir, karena kemungkinan besar nanti pada pertengahan tahun 2021 atau pada kwartal ketiga baru ekonomi Indonesia betul-betul bisa pulih atau aktivitas UMKM baru bisa berjalan normal kembali.