Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menebak Arah Strategi Presiden Jokowi Melepaskan Corona

28 Mei 2020   06:31 Diperbarui: 28 Mei 2020   13:19 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Bola dunia bermasker. Sumber: Facebook Presiden Joko Widodo

"Dunia sedang beradu cepat dalam menangani wabah Covid-19. Kita harus menjawabnya dengan inovasi dan karya-karya nyata" Presiden Joko Widodo. 

Pemerintah telah megimplementasi new normal yang telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia No. HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.

Mari kita ikuti kebijakan tersebut dengan penuh kedisiplinan dan kesabaran. Karena sangat yakini bahwa dalam pelaksanaan new normal tersebut akan menjadi tonggak atau tolak ukur menuju kehidupan normal tanpa Covid-19 lagi. (Baca: Panduan New Normal) 

In Syaa Allah akan terjadi - berita gembira - informasi penurunan jumlah orang terdampak Covid-19. Kelihatan akan seperti demikian skenarionya untuk ahirnya Presiden Jokowi memutuskan - breaking news - bahwa Indonesia bebas Covid-19.

Mencoba menebak arah pikiran dan strategi Presiden Jokowi dengan "The New Normal" yang merupakan aplikasi ajakan atau himbauan kepada masyarakat agar senantiasa hidup berdamai dengan Covid-19 hingga waktu kedepan. Jadi setelah new normal, selanjutnya apa ya ? Sudah bisa kemana-mana asal pakai masker dan cuci tangan. 

Benar harus berdamai dalam makna mengenali wabah pandemi Covid-19 tersebut, bukan menghindari tapi mendekatinya. Bersahabat dan berdamai melalui cara New Normal lalu lepaskan dengan baik. Corona datang dengan moral, maka kita kembalikan dengan moral pula kepada pemiliknya, Tuhan Ymk.

Kebingungan pemerintah sebenarnya adalah tidak adanya tolak ukur atau menjadi dasar dalam membuat keputusan untuk keluar dari pandemi Covid-19 atau keputusan untuk mengatakan bahwa tidak ada lagi Covid-19 di Indonesia. 

Karena virus corona belumlah diketahui modelnya bagaimana ? Setidaknya para ahli hanya meraba-raba saja. Begitu juga syarat WHO untuk penerapan New Normal juga belum dipenuhi Indonesia. (Baca: di Sini) 

Tapi ya sudah, Presiden Jokowi lanjut saja karena sesungguhnya  pandemi Covid-19 ini secara dominan membawa pesan moral, bukan pesan fisikly (kesehatan) atau karena virusnya itu sendiri. Jadi new normal merupakan batu loncatan - percepatan - menuju kehidupan normal. 

Tapi Tuhan Ymk menegur manusia melalui corona virus,  karena hidup dalam abnormal atau terlalu cinta dunia selama ini. Tuhan menutup pintu ilmu-Nya dan membuka pintu taubat, agar manusia introspeksi dan berubah.  

Refleksi Kenapa ada Corona ?

Sesungguhnya hidup kehidupan kita selama ini sudah bergeser dari kehidupan yang ideal sebagai mahluk yang berakal. Rasa persaudaraan sudah tidak dilandasi lagi rasa kemanusiaan dan berketuhanan, semuanya sudah bergeser kepada status sosial dan duniawi.

Kemanusiaan sudah punah mulai dari keluarga kecil, bertetangga sampai kepada hubungan nasional dan global semua sudah terkontaminasi dengan materialistis. 

Semua sudah tidak menghargai proses. Tapi yang menjadi dasar pijakan adalah kekinian semata. Serta seakan merasa akan hidup selamanya, sudah tidak ada ketakutan pada Maha Pencipta Tuhan Ymk. Benda sudah menjadi Tuhan-Nya.

Corona hadir untuk mencuci habis sifat-sifat binatang yang dimiliki manusia dewasa ini. Tuhan Ymk membuktikan diri-Nya bahwa Dialah Yang Maha Kuasa, Kuasa diatas kuasa manusia yang sombong dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan materi demi untuk kesenangan duniawi.

Contoh sederhananya bagi umat muslim, para pejabat atau orang kaya berkali-kali ke Tanah Suci Makkah Al-Mukarramah melaksanakan ibadah haji/umrah, sementara yang lain, khususnya orang-orang tua di perdesaan menunggu quota bertahun-tahun dan belum tentu mendapatkan kesempatan, lalu mereka meninggal.

Sudah tidak memiliki empati pada yang lemah dan lebih parah sudah tidak memahami makna dalam memperoleh amalan. Sampai melaksanakan ibadah haji/umrah berkali-kali tentu dengan maksud mendapatkan amalan, padahal bisa jadi hanya rasa capek yang diperolehnya.

Makanya jangan heran bila Tuhan Ymk menutup pintu Masjidil Haram dan Masjid Nabawi tahun 2020 ini. Semoga dipahami makna penutupan pelaksaanaan ibadah haji/umrah akibat adanya pandemi Covid-19. Mari kita melihat pandemi Covid-19, bukan dengan memakai kacamata kuda.

Sama seperti orang tua siswa sudah merasakan susahnya perjuangan guru dalam mengajar dan membina anak kita, saat mendampingi anak belajar/ujian jarak jauh #diRumahAja semua ini pelajaran ke depan. 

Bila seorang guru sedikit ada masalah dengan siswanya, janganlah senaknya guru dilaporkan ke polisi. Artinya sayangilah guru dengan mengingat atau menghargai jerih payahnya dalam mengasah karakter anak kita.

Banyak contoh-contoh hidup kehidupan yang diperlihatkan oleh Tuhan Ymk dalam masa pandemi Covid-19. Karakter-karakter asli manusia dimunculkan oleh Yang Maha Kuasa.

Artinya hidup kita selama ini berada pada ketidaknormalan atau abnormal. Makanya memang perlu bangsa Indonesia ini memetik manfaat atas Covid-19 untuk menuju kehidupan yang normal kembali.

Maka saatnya bersiap-siap menuju Indonesia Bebas Covid-19. Namun diharapkan agar Presiden Jokowi segera progres Revolusi Mental, itu catatan ahir sekaligus merupakan rekomendasi pasca Covid-19. Kami rakyat yang lemah memahami maksud strategi new normal tersebut.

Terima kasih Presiden Jokowi, kami banyak belajar darimu. Khususnya dalam menghadapi kritis atau omelan rakyat dengan kesabaran tingkat dewa. Kami belajar dan membaca sorotan tajam mata berkaca-kaca bila mendengar masalah dari rakyatmu. 

Kami pahami ada keterbatasan menghadapi partai pendukung sendiri, terlebih partai lain. Mungkin itulah keterbatasanmu sebagai manusia biasa, tentu dimaklumi. Semoga sehat selalu memimpin Indonesia.  

Surabaya, 28/5/2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun