Nah, kalau kita tidak berdamai atau mengenali Covid-19, bagaimana bisa menjinakkannya? Mengenali musuh pandemi Covid-19 harus terlebih dahulu dengan penerimaan yang ikhlas dan sabar. Artinya dekati musuh, lalu dengan kepekaan ilmu, emosi dan spiritual si Corona bisa kita atasi. Tidak kenal, maka tidak sayang.Â
Menerima dengan ihlas dan sabar sebuah pertanda prasangka baik manusia kepada Tuhan Ymk yang telah menurunkan Covid-19. Allah Ta'ala berfirman dalam hadits qudsi 'Aku (tergantung) persangkaan hamba-Ku kepada-Ku'.
Kita harus meyakini bahwa Tuhan Ymk. sudah mempunyai berbagai macam hikmah yang besar nan agung dan telah ditakdirkan dan ditentukan. Tentu tidak bisa ditawar lagi, jauh hari telah ditulis sebelum bumi diciptakan oleh-Nya. Sebagaimana penciptaan Covid-19.
Menurut syariat Islam, Allah telah mencatat segala kejadian-kejadian di dalam Lauh Mahfuz, dari permulaan zaman sampai akhir zaman. Baik berupa kisah nabi dan rasul, azab yang menimpa suatu kaum, pengetahuan tentang wahyu para nabi dan rasul, tentang penciptaan alam semesta dan lainnya.
Ada saatnya untuk kita menunggu jalan keluar atas segala masalah yang kita hadapi. Tentunya menunggu jalan keluar di sini tidaklah hanya sekadar menunggu.Â
Ketika mulai dihimpit masalah dan tak tahu apa yang harus dilakukan, maka tugas kita adalah menunggu jalan keluar dengan terus berikhtiar semaksimal mungkin.
Karena, bukankah Tuhan Ymk hanya akan mengubah takdir suatu kaum jika kaum itu mau berusaha dan berubah ?
Mari kita simak firman Allah dalam Al-Quran yang satu ini,
"Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi tentang keimanan mereka dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkanlah orang-orang yang Kami kehendaki." (Al-Quran: Surah Yusuf ayat 110)
IdulFitri 1 Syawal 1441 Hijriah (24/5)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H