"Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." Al-Quran: Surat An-Nisaa' ayat 1.
Umat muslim dalam bulan puasa Ramadan dan hari raya Idul Fitri 1441 Hijriah haruslah berbesar hati walau tidak mudik ke kampung halaman. Semuanya karena berdasar pada rasa kemanusiaan untuk selalu waspada dalam suasana pandemi.
Pandemi Covid-19 diprediksi berlangsung sampai dengan Juni 2020, dengan kata lain umat muslim pada bulan puasa Ramadan dan hari raya Idul Fitri 1441 H tetap dalam suasana pandemi Covid-19. Â
Demi menahan laju penyebaran Covid-19. Pemerintah melarang masyarakat mudik ke kampung halaman. Marilah kita bersama menerima kenyataan dengan sabar dan ihlas untuk tetap di rumah saja. Tidak ada masalah karena komunikasi tetap lancar dan terkendali.
Bila hendak lolos dari ujian pandemi Covid-19 dan mendapat predikat ijazah taqwa dari Allah Swt. Maka jangan bersedih dan mengeluh adanya wabah corona. Tapi sikapi dengan rasa suka cita, lalu introspeksi dan lakukan perubahan dalam hidup kehidupan.Â
Perubahan, Mudik Bukan Menjadi Tradisi
Mudik bagi penulis sesungguhnya tidak menjadi masalah bila dalam pandemi Covid-19 dilarang oleh pemerintah. Karena dari kecil memang dalam keluarga, mudik lebaran bukan menjadi tradisi.
Memang diajarkan menghindari tradisi mudik, jadi kami pulang kampung dan ziarah makam orang tua atau keluarga, tergantung dari situasi dan kondisi saja. Menurut orang tua, tradisi mudik sangat riskan resikonya bila tidak pandai mengolah ilmu, emosi dan spiritual.
Tidak ada waktu Khusus untuk pulang kampung, termasuk tradisi Mudik. Pola hidup tanpa mudik, itu soal biasa. Kami dengan senang hati menerimanya dan sangat bersyukur pada pengajaran sejak kecil dari orang tua seperti itu.
Syukuri Pandemi Covid-19