Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Cara Cerdas Ngabuburit Ramadan Masa Pandemi Covid-19

4 Mei 2020   01:15 Diperbarui: 4 Mei 2020   01:23 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Ngabuburit di TB. Gramedia sepi di masa PSBB Covid-19 Surabaya (3/5). Sumber: Dokpri | ASRUL HOESEIN

Hasilnya akan membangun satu peradaban dinamis yang maju. Membaca dan menulis adalah perangkat dasar yang telah diajarkan Tuhan kepada kita untuk berkomunikasi (Al-Quran: Surah Ar-Rahman [55]: 4) dan akan menanamkan pemikiran kritis kepada manusia. Indonesia butuh manusia-manusia kreatif dan dinamis. 

Perubahan-perubahan itu diawali dengan Iqra (baca). Perintah membaca itu harus dimaknai bukan sebatas membaca lembaran buku atau Al-Quran saja, melainkan juga membaca tanda-tanda kebesaran Allah SWT dan alam semesta yang setiap saat dimunculkan oleh Tuhan Ymk, bisa dalam bentuk ujian maupun cobaan. 

Ayat Al-Qur'an yang pertama turun berisi perintah membaca, bukan perintah yang lainnya. Karena dengan tanpa bisa membaca seseorang individu tidak akan bisa memahami apa-apapun yang sedang dan akan dilaksanakan atau dikerjakannya.

Kata perintah "bacalah!" merupakan firman pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Wahyu Al-Quran mulai turun pada malam 27 Ramadan 611 Masehi, ketika Rasulullah Muhammad Saw. sedang tafakur di Gua Hira dekat Makkah, antara Makkah dan Mina.

Kita tahu bahwa Muhammad adalah buta huruf. Diceritakan bahwa Nabi Muhammad menjawab lima kali, "Aku tidak bisa membaca." Namun, wahyu bersikeras bahwa dia harus membaca.

"Apa yang harus aku baca?" Rasulullah akhirnya bertanya.

"Bacalah!" demikian jawaban wahyu, "Dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu Maha Pemurah; yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (Al-Quran: Suruh Al-'Alaq [96]: 1-5).

Mari bersedekah dengan cerdas agar dapat memperoleh manfaat, bukan sebaliknya dengan memamerkan bantuan. Salah satu caranya adalah beri asupan ilmu kepada otak kita ini dengan cara membaca. Karena dengan membaca, kita mendapatkan banyak Ilmu. Serta dengan menulis kita dapat mengeksplor Ilmu.

Masukkan dalam pikiran bahwa, otak ini juga lapir bila tidak membaca, seperti lapar atau keroncongnya perut bila tidak makan dalam sehari. Identikkan baca dan makanan. Yakin pasti kita akan gemar membaca. 

Membaca adalah ibadah, jadikan membaca sebagai budaya baru milenial. Membaca merupakan pintu kebahagiaan dan kesejahteraan dunia dan ahirat. Aamin.

Surabaya, 11 Ramadan 1441 H | 4 Mei 2020 M

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun