Siapa pahlawan sampah sesungguhnya ? para pemulung sampah ataukah Menteri LHK dan jajarannya yang masih memperjuangkan pelarangan plastik sekali pakai atau para pengusaha yang hanya pandai bersilat lidah memanfaatkan jasa pemulung sampah ?
Pemulung sampah adalah pahlawan penyejuk bumi, tapi mereka terzalimi oleh hedonisme penguasa dan pengusaha. Mereka para elit, berdebat masalah ramah lingkungan. Hanya ingin memenuhi keinginannya mendapatkan keuntungan materil semata.
Mungkin banyak yang tidak memahami dan menyadari bahwa pekerja sampah tidak bisa dihentikan sama sekali. Mereka dibiarkan bekerja tanpa diperhatikan keselamatan diri dan keluarganya. Mereka tiap hari bergumul dengan sampah yang berbau menyengat.
Kalau semua aktivitas pemulung atau pekerja sampah dihentikan. Bisa jadi mereka-mereka penguasa yang bertugas melayani manusia produsen sampah tersebut, kehidupannya juga bisa istirahat.
Tapi akankah terjadi demikian. Tentu tidak mungkin, kecuali bila dunia sudah berahir. Karena yang bisa menghentikan sampah adalah berahirnya kehidupan. Begitupun semakin maju peradaban, sampah semakin bertambah. Â Itulah realita kehidupan yang dinamis.Â
Pemulung atau pekerja sampah bila hentikan aktifitasnya akibat mencegah penyebaran Covid-19. Tentu masyarakat dan pemerintah ikut stres. Termasuk perusahaan industri daur ulang serta jaringan bisnis lainnya akan ikut tergerus dan mati alias setop operasional. Karena bahan bakunya habis atau berkurang.
Begitu pula para petugas pengumpul dan pengangkut sampah di setiap perumahan, perkantoran, pasar dan lain sebagainya. Mereka-mereka ini tidak mengenal istirahat, hari minggupun bekerja. Tidak ada istilah #diRumahAja bekerja atau work form home (WFH) karena wabah COVID-19.
Apa kiranya yang terjadi bila sampah-sampah yang masyarakat produksi setiap hari, tidak ada yang mengurusnya. Bukankah lebih menambah masalah di lingkungan Anda. Pernahkah dipikirkan bila itu terjadi.Â
Sadarkah semua itu dibalik hidup diatas kerja mereka, sementara yang lain tidak memahami tanggungjawabnya. Malah dengan bangga tanpa rasa bersalah memangsa uang sampah. Hanya berpikir dan memutar balik aturan agar keinginannya tercapai. Sungguh dosalah Anda bila tradisi itu dipertahankan.Â
Mungkin salah satu alasan Tuhan Ymk melalui Covid-19 untuk menyadarkan manusia produsen sampah, khususnya para penguasa dan pengusaha yang kurang peduli pada pekerja-pekerja kebersihan atau pemulung sampah, agar kembali sadar untuk bekerja dengan baik. Segera memahami dan berhenti berbuat maksiat dalam mengelola sampah.
Tahukah bahwa para pekerja sampahlah yang paling disenangi oleh bumi dan otomatis bagi Tuhan pula. Pemulung atau para pekerja sampah, setiap hari mencuci bumi.
Masanya pemulung sampah menjadi guru mereka yang berdasi, selama ini menzalimi kerja-kerja persampahan, agar saatnya bisa dihargai dan menghargai pekerjaan Anda sebagai penguasa dan pengusaha yang juga ikut hidup dan ditopang oleh pemulung sampah.
Semoga hari ini dan ke depan, eksistensi pemulung atau pekerja sampah tidak lebih mulia dari pada mereka yang bekerja mengatur uang-uang sampah dan duduk dibalik meja pada gedung-gedung berhawa sejuk seakan merekalah pahlawan sampah.
Siapa pahlawan sesungguhnya? Hanya hati kecil masing-masing dan tentunya Allah Swt, Tuhan Yang Maha Kuasa yang bisa menilai dengan jujur serta menurunkan magfirah pada mereka yang bekerja jujur dan ihlas. Semoga para pahlawan semu itu bisa segera sadar bersandiwara mengurus sampah dan memutar balik fakta.
Pemulung sampah sesungguhnya tidak minta belas kasih dengan sebungkus sembako. Hanya satu permintaan sebagai pekerja sampah, tolong yang di pemerintahan, bekerjalah dengan jujur serta amanah. Berhentilah mengkalkulasi uang pengelolaan sampah.
Jangan biarkan pemulung atau pekerja sampah, suatu waktu berdoa untuk sebuah kebenaran dan kemasyalahatan, meminta kepada Tuhan Ymk melalui bumi agar ikut membinasakan para mahluk-mahluk jahat yang mengotori jiwa pemulung yang lemah.
Yuk sahabatku para pemulung dan pekerja sampah, ihlas dan sabarlah bekerja. Terus semangat, kami Green Indonesia Foundation Jakarta, tetap ada dan berpikir serta bekerja untuk melindungimu. Insya Allah.. Aamin Yra.
Surabaya, 8 Ramadan 1441 H | 1 Mei 2020 M
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H