Kebetulan sebelum masuk kedaruratan pandemi Covid-19 sekitar 4 (empat) bulan lalu, penulis sempat berkunjung ke tanah kelahiran di Watampone, ibukota Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan.
Tepatnya di Tanah Bugis, Watampone, dengan Taglin Kota Beradat. Disinilah tanah kelahiran penulis, juga mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dilahirkan di kota ini.
Posisi Watampone sekitar 174 Km dari Kota Makassar, ibukota provinsi Sulawesi Selatan. Sekitar 4 Jam perjalanan dengan melewati Kabupaten Maros arah ke Timur dari Bandara Sultan Hasanuddin Mandai Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.Â
Kabupaten Bone termasuk sebuah kerajaan besar di Indonesia dan populer di Nusantara yang mencapai puncaknya pada Raja Bone ke-15 Arung Palakka pada abad 17 yang tampil sebagai penguasa di Sulawesi Selatan dan sekitarnya.
Sebagaimana diketahui, bahwa Bone duhulu adalah kerajaan besar di Sulawesi Selatan, termasuk salah satu kerajaan Islam Nusantara yang memiliki peran signifikan dalam catatan sejarah tersebarnya Islam di Jazirah Sulawesi pada abad ke-17 yang tak dapat dipungkiri eksistensi dan pengaruhnya dengan kerajaan-kerajaan Islam lainnya.
Kabupaten Bone saat ini dipimpin oleh seorang birokrat tulen yang kebetulan teman sekolah penulis sejak SMP, yaitu Dr. H. M. Fahsar Padjalangi, M.Si. sudah menjabat dua periode, Â Bupati Bone ini pula termasuk cucu Raja Bone. Pemimpin bersahaya dan sangat dekat dengan penulis. Bukti kedekatan bisa diperhatikan foto dibawah ini.
Masjid ini memiliki ciri dan ragam hias arsitektur bangunan yang hampir sama dengan masjid-masjid kuno yang ada di Sulawesi, Jawa, Sumatra, Maluku, Kalimantan, dan lain-lain. Tapi masjid ini tidak memiliki banyak ornamen, sebagai mana masjid lainnya.Â
Keberadaan Masjid yang terletak di pusat kota Watampone ini, menjadi penting untuk diangkat guna menggali nilai-nilai akeologis dan seni budaya Islam yang sangat berharga untuk dilestarikan.
Masjid ini akan dipugar oleh Pemda Bone atas dukungan Kalla Group milik JK, bagian utama masjid tetap dipertahankan atau tidak di bongkar untuk mempertahan ciri utamanya sebagai peninggalan Raja Bone.
Hanya bagian depan yang menghadap ke Jalan Masjid Raya yg akan di renovasi, dengan rencana anggaran sekitar 20 Milyar. Masjid ini mampu menampung sekitar 1.400 jamaah dan setelah di renovasi diperkirakan akan menampung 2.500 jamaah.