Pada opini ini, penulis hanya membatasi pada orang sakit jiwa raga saja (sakit gila yang diketahui secara umum). Untuk merefleksikan kenapa si Corona tidak menghampiri orang sakit jiwa atau gila (jiwa raga).
Tapi si Corona hanya mampir pada orang sehat raga tapi sesungguhnya sakit jiwa karena materi dan kekuasaan menjadi target dalam hidupnya. Menghalalkan segala cara demi memenuhi syahwat materi dan kuasanya.Â
Penulis hanya mencoba memberi batasan, bahwa ada sakit gila karena memang tidak sadar jiwa dan ada yang sakit jiwa alias gila dalam kesadarannya karena semata mengejar duniawi. Atau mungkin bisa disebut kategori serakah atau sombong dalam kehidupannya.
Sedikit ajaib, bahwa sampai hari ini belum pernah kita mendengar ada orang gila yang terjangkit virus corona atau Covid-19. Padahal mana mereka peduli, orang-orang yang mengalami gangguan jiwa itu, abai terhadap social distancing atau physical distancing. Mana mereka peduli apa itu jaga jarak aman.
Imbauan untuk #diRumahAja pun tidak akan pernah bisa mereka atau si orang gila itu mau dan mampu menerima dan lakukan, kecuali di pasung ditempat khusus. Tidak ya kan ??? Tapi mereka tetap seperti biasa dan bergaul tanpa jarak. Bisa dikatakan bahwa orang gila itu tetap sehat dan bebas dari Covid-19.
Padahal bandelnya bukan main. Manusia bandel pada Covid-19 adalah para orang gila khususnya yang berada di Rumah Sakit Jiwa. Mereka tetap bersenda gurau sebagaimana biasanya. Duduk dan tidur tanpa jarak. Tapi tentu sikap liar dan bandel mereka itu, bisa diterima atau dimaklumi. Itulah keadilan dan Maha Kuasanya Allah Swt.
Baca Juga:Â Corona, Momentum Perubahan Hidup Kehidupan
Corona untuk Orang SadarÂ
Si Corona hanya mendatangi orang-orang yang berakal (bukan orang syaraf) yang tidak menggunakan akalnya pada hal-hal yang diamanatkan oleh Tuhan. Manusia tersebut lalai atas penciptaan-Nya. Sebagai khalifah tapi tidak menjalankan fungsi khalifah sebagai pelayan dan menjadi panutan bagi diri, keluarga dan orang banyak.
Kenapa si Corona hanya mampir pada manusia normal atau malah menghampiri para dokter-dokter yang memiliki ilmu kesehatan atau memahami penyakit ???
Disanalah letak pembelajaran bagi orang-orang yang berpikir atau menggunakan akalnya. Bahwa pesan yang dibawa si Corona sangat luar biasa untuk merubah perilaku dan perikemanusiaan yang lalai dijalankan oleh manusia.