Subahanallah, sungguh Allah Swt Maha Suci dan Bijaksana dalam menata kelola serta memelihara dan menjaga segala ciptaan-Nya. Dan setiap ciptaan-Nya dilengkapi dengan pengawal masing-masing.
Kenapa Tuhan menciptakan penyakit atau sakit Gila, ya agar manusia-manusia sempurna dapat bersyukur atas nikmat-Nya dan memahami ke'Esa'annya. Bersyukurlah, akan kutambahkan nikmat kepadamu, begitu janji Allah kepada hamba-Nya.
Kategori "gila" dalam opini ini sebatas pada sakit jiwa atau sakit gila, untuk alat banding dengan Covid-19. Karena pada prinsipnya sakit gila itu adalah bukan gila yang sesungguhnya, tapi hanya sebuah musibah saja. Seperti gila harta, jabatan, gila hormat, gila sex dan seterusnya sama saja dengan orang sakit jiwa atau sakit gila yang ada di RS. Jiwa itu.
Baca Juga:Â Si Corona Tamu Terhormat Tanpa Pilih Kasih
Kenapa disebut musibah, bukan disebut gila yang sesungguhnya ? Ya berdasar pada penjelasan Rasulullah SAW sebagaimana tersebut adalah,
"Orang gila yang sesungguhnya gila (al-majnun haqqul majnun) adalah orang yang berjalan dengan penuh kesombongan; yang membusungkan dadanya; yang memandang orang dengan pandangan yang merendahkan; lalu berharap Tuhan akan memberinya surga; padahal ia selalu berbuat maksiat kepada-Nya"
Selain itu orang-orang yang ada di sekitarnya, tidak pernah merasa aman dari kelakuan buruknya. Dan di sisi yang lain, orang juga tak pernah mengharapkan perbuatan baiknya. Nah, orang semacam inilah yang disebut sebagai orang gila yang sebenar-benarnya gila (al-majnuun haqqul majnuun).
Dari apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW tersebut, maka dapatlah kita simpulkan; Bahwa orang gila yang sesungguhnya gila atau (al-majnuun haqqul majnuun) adalah orang-orang yang sehat jasmani dan ruhaninya; yang tetap memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan hukum agama yang dibebankan kepadanya. Namun dalam kehidupan masyarakatnya mereka memiliki  kesombongan.
Baca Juga:Â Jauhkan Si Corona dengan Syukuri Keberadaannya
Corona Bukan untuk Orang Gila