Jangan karena Corona, hubungan kemanusian tercabik-cabik. Tapi justru karena adanya Corona virus diharapkan manusia memahami kekeliruannya. Bukan malah menambah kekeliruan atau ketidakwarasan dalam hidup kehidupan.
Pastinya dan sangat diyakini bahwa Tuhan melalui Si Corona bermaksud menegur atau meminta dan memerintahkan kepada semua manusia di muka bumi tanpa kecuali untuk segera bertobat dan melakukan Introspeksi dan Merestorasi diri dalam gaya hidup atau sikap dalam hidup kehidupan.
Sebagaimana lirik lagu "Berita Kepada Kawan" diciptakan dan dinyanyikan sendiri oleh Ebiet G.Ade pada bulan Juni 1978 setelah bencana gas beracun di Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan
Bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada
Rumput yang bergoyang
Baca Juga:Â Suka Cita Sambut Ramadhan dalam Suasana Darurat Covid-19
Selama ini bencana demi bencana diturunkan sebagai ujian Tuhan secara parsial (per wilayah tertentu), seperti tzunami, gempa bumi, banjir, kebakaran dan lainnya. Tapi rupanya manusia belum banyak memahami atas bencana tersebut. Begitupun jangan karena Corona, peri kemanusiaan hilang. Justru harus tetap menjaga solidaritas sesama manusia, dalam kondisi jaga jarak aman.
Bahwa sangat jelas manusia melakukan kekeliruan dalam menata kelola diri sendiri, keluarga, organisasi, bangsa dan negara. Sehingga Tuhan menguji manusia dengan sedikit kesusahan berupa Corona Virus. Semua itu untuk menjadi momentun penyadaran diri agar dapat berbuat lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Keterangan YouTube: Melawan Stigma Corona (sumber: Najwa Shihab)
Corona, Momentum Penyadaran