Perlu pemikiran positif dan kehati-hatian dalam menyikapi kondisi darurat sipil agar masyarakat dapat ikut serta berpartisipasi. Bentuk partisipasi tersebut termasuk tidak melakukan mudik atau tidak melakukan piknik dalam masa darurat Covid-19, tapi tetap #diRumahAja
Mudik atau pulang, merupakan ritual tahunan yang sekaligus menjadi model dan modal sosial khas "pulang kampung" di Indonesia, tapi tidak berlaku bagi negara lain. Selain mudik juga berbau antropologis dan spiritual serta mudik sangat kental nuansa sosiologisnya.
Tapi rupanya bisa berhenti pada kerepotan cara mudik yang menyusahkan dan seakan terjadi basa-basi permintaan maaf yang menyertai ucapan selamat merayakan hari raya dalam balutan kesombongan yang dibawa dari rantau. Bisa saja tampilan hedonis itu terselip dalam kesusahan demi atas nama harga diri alias gengsi pada suasana mudik.Â
Fenomena negatif mudik hanya terjadi di Indonesia. Tapi maaf tidak berlaku tradisi mudik bagi penulis, namun tetap melakukan mudik diluar kebiasaan. Kecuali aktifitas bertepatan liburan saat ada di kampung halaman, jadi tidak ada persiapan dan waktu khusus. Dalam keluarga penulis, sejak kecil di kampung sudah tidak ditanamkan tradisi mudik oleh orang tua.Â
Baca Juga:Â Perubahan Paradigma Mudik Lebaran Menyiapkan Lebaran Tanpa Kampung Halaman
Walau mudik sah-sah saja bila tidak memaksa diri. Termasuk tidak dalam kondisi atau anjuran untuk jaga jarak aman atau physical distancing dalam menghindari penyebaran wabah Covid-19 seperti yang terjadi saat ini di Indonesia. Presiden Jokowi menganjurkan masyarakat Indonesia untuk tidak mudik.Â
Pemerintahan Jokowi-Maruf melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus berupaya mengampanyekan untuk tidak ada mudik dan tidak piknik demi mencegah menyebarnya wabah Covid-19.
Kementerian Perhubungan tetap menyiapkan skema pengurangan jumlah penumpang bus dalam program mudik gratis 2020 seiring diperpanjangnya masa status darurat Covid-19 hingga 29 Mei 2020 (Sumber: "Ini Skema Kemenhub jika Mudik Gratis Tetap Berjalan Saat Masa Darurat Covid-19")
Baca Juga:Â Dilema Larangan Mudik: Orang Susah Makin Susah
Teguran Terdahsyat Seluruh Dunia