Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suka Cita Sambut Ramadhan dalam Suasana Darurat Covid-19

30 Maret 2020   18:19 Diperbarui: 19 April 2020   12:38 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tangkapan Youtube Kompas. TV

Tapi tetap kita tidak bergeming. Kita tidak mengambil hikmah untuk berubah kepada hal-hal yang diamanatkan oleh Tuhan dalam kitab-kitabnya. Sehingga Tuhan memberi ujian atau cobaan lagi berupa Covid-19. Nikmat mana lagi yang manusia ingin dustakan.

Baca Juga: Virus Corona dan Larangan Islam Mengonsumsi Binatang yang Menjijikkan Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa 24 April dan Idul Fitri 24 Mei 2020

Perubahan Paradigma Hindari Mudik

Semua aspek hidup kehidupan seharusnya mengambil  atau memetik manfaat adanya tamu kehormatan yang bernama Covid-19 tersebut. 

Minimal satu rumahtangga diberi pelajaran agar jangan terlalu jauh dengan keluarga. Ingat selalu keluarga yang berdoa dan menunggu di rumah. Pulanglah pada keluargamu. Jangan dzalimi keluarga dan orang lain.

Misalnya, kondisi darurat berkepanjangan sampai pada ahir Ramadhan 2020. Berarti akan ada larangan mudik. Hal ini pula merupakan "pemaksaan perubahan sikap" oleh Allah melalui Covid-19 untuk merubah paradigma tentang tidak perlunya tradisi mudik lebaran dilestarikan. 

Memang tradisi mudik itu lebih banyak mudaratnya dari pada manfaatnya. Maka dengan Covid-19 manusia juga dipaksa berhalangan untuk tidak melakukan mudik. 

Begitupun, Allah Swt memberi peringatan bahwa sesungguhnya manusia tidak punya kuasa selain Kuasa-Nya, manusia janganlah sombong dan pula jangan ikut menikmati makanan haram atau janganlah serakah dengan mengambil hak orang lain.

Sebagaimana di negeri kita ini, korupsi dianggap seperti biasa saja atau seperti dianggap sebuah gaya kepemimpinan atau gaya kekuasaan. Sudah tidak punya malu untuk berbohong dan membodohi rakyat dengan melakukan hal tercelah itu.

Baca Juga: Perubahan Paradigma Mudik Lebaran Menyiapkan Lebaran Tanpa Kampung Halaman

Wabah Covid-19 sesungguhnya berhadapan pada masalah kebersihan dari segala bentuk kehidupan, bersih jiwa dan raga. Artinya manusia diberi peringatan keras agar jangan memakan bangkai atau sampah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun