Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Sangat Berat Masuk Bursa Pilpres 2024?!

29 Maret 2020   02:41 Diperbarui: 29 Maret 2020   03:37 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan. Sumber: Kompas.com

Diprediksi perjalanan karir Anies Rasyid Baswedan (Anies) yang digadang-gadang banyak pihak untuk menuju RI-1 tidaklah mudah dan semulus saat menghadapi Pilkada Jakarta tahun 2017. Dimana waktu itu bagaikan durian runtuh bagi Anies. Karena Sandiaga Uno (Sandiaga) belum setenar Anies dalam peta politik di Indonesia, maka didoronglah Anies dan sepertinya Sandiaga mengalah.

Sesungguhnya dalam sisi perjuangan dan sosialisasi kesiapan jejaring dan finansil serta leadership. Sandiaga lebih siap dari pada Anies, namun Anies lebih duluan meloncat dalam politik, yang sebelumnya duduk sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang di rehuffle oleh Presiden Jokowi. Maka Partai Gerindra lebih memilih Anies dari pada Sandiaga untuk kursi Jakarta Satu.

Dimungkinkan pula bahwa hanya Anies yang bisa melawan ketenaran politik Basuki Tjahaya Purnama (Ahok). Namun pada saat itu Anies juga diuntungkan oleh Sandiaga, karena mau saja Sandiaga menerima posisi sebagai Wakil Gubernur Jakarta berpasangan dengan Anies. Terbukti perhitungan politik itu benar adanya, ahirnya Anies-Sandiaga memenangkan Pilkada Jakarta 2017.

Baca Juga: Peluang AHY dan Puan Maharani Menuju Pilpres 2024

Selain Anies dalam posisi layak "jual" untuk berkompetisi melawan Ahok, juga Jusuf Kalla yang waktu itu sebagai Wakil Presiden lebih condong mendukung Anies-Sandi dari pada Ahok-Djarot. Maka lengkaplah kekuatan Anies menuju Jakarta Satu. Nampaklah saat itu Jokowi dan Jusuf Kalla berbeda haluan dalam Pilkada Jakarta.

Dalam perjalanan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta yang ditinggalkan Wakil Gibernur Sandiaga, dimana saat itu mundur untuk menuju Pilpres 2019 berpasangan dengan Prabowo Subianto, selanjutnya tentu Anies dipastikan kewalahan mengurus Jakarta tanpa wakil gubernur sekelas Sandiaga.

Fakta Kelemahan Anies Dalam Memimpin

Pada kondisi dan progres Anies memimpin Jakarta, ketahuanlah oleh masyarakat Jakarta dan bahkan Indonesia atas pola kepemimpinan Anies yang banyak mendapat sorotan dan resistensi sampai sekarang. Memang kelihatan Anies belum memiliki leadeship yang mumpuni untuk mengelola Jakarta sebagai ibukota NKRI. Anies sepertinya hanya cocok dalam mengurus dunia pendidikan saja.

Pengalaman dan sekaligus menjadi catatan tersendiri penulis menghadapi Anies dalam urusan persampahan Jakarta. Anies tidak konsisten dalam kata dan sikap. Faktanya, Anies melakukan perubahan atau revisi Perda Sampah Jakarta, ternyata jauh lebih buruk sebelum perda sampah tersebut direvisi. 

Termasuk Anies telah mengeluarkan kebijakan larangan penggunaan kantong plastik, jelas itu melanggar regulasi persampahan. Dimana seharusnya Gubernur Jakarta bukan melarang produk tapi membuka ruang bagi perusahaan produsen kantong plastik atau Plastik Sekali Pakai (PSP) itu untuk mengelola sisa produknya (Baca: Pasal 15 dan penjelasannya pada UU. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah). Bukan dengan melarang penggunaan produk. Itu merupakan kebijakan sesat dan menyesatkan. 

Baca Juga: Menyoal Subyektivitas Anies Merevisi Perda Sampah Jakarta

Peluang Anies Minus Pada Pilpres 2024

Meski kontestasi pemilihan orang nomor satu republik ini masih jauh, nama-nama yang bakal ikut meramaikan bursa calon presiden sudah cukup hangat diperbincangkan, salah satunya nama Anies tersebut yang paling banyak disebut. Bahkan menurut hasil beberapa lembaga survey, secara aspek popularitas dan elektabilitas Anies ada di papan atas.

Kelihatan dan terbaca untuk Pilpres 2024 yang akan datang, akan terjadi persaingan ketat para calon pemimpin muda untuk untuk menjadi kandidat pengganti Presiden Jokowi. Sebut misalnya ada nama Puan Maharani, Erick Tohir, Agus Harimurti Yudhoyono dan juga termasuk Anies sendiri.

Pada Pilpres 2024, petahana Presiden Jokowi dipastikan tidak akan kembali maju menjadi calon presiden karena Jokowi sedang menjalani masa jabatan kedua dan terakhirnya. Artinya, jika tidak ada perubahan peraturan, sudah dipastikan Jokowi tidak dapat kembali ikut serta dalam pemilu selanjutnya.

Beberapa tokoh lain yang yang juga memiliki elektabilitas tinggi dalam bursa capres 2024 di antaranya adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah. Termasuk disebut juga Walikota Surabaya Tri Rismaharini.

Baca Juga: Di balik pertemuan Joko Widodo-Agus Harimurti Yudhoyono: 'Modal politik AHY'?

Jabatan Anies sebagai Gubernur Jakarta akan berahir pada tahun 2022, maka ada interval waktu 2 tahun menjelang Pilpres 2024 bagi Anies yang kosong. Waktu yang singkat seorang Anies untuk mendekati partai pengusung. Apalagi Anies sudah diketahui banyak menuai resistensi. Dipastikan Anies sangat susah diterima oleh partai pengusung. Termasuk Partai Gerindra yang mengusungnya pada Pilkada Jakarta 2017, kelihatan partai akan berpikir dua kali untuk mengusung Anies.

Partai Gerindra Kelihatan akan lebih menjagokan Sandiaga dibanding Anies, apalagi Sandiaga sudah pernah menjadi calon  wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. Terkecuali bila Pranowo ingin kembali berpasangan dengan Sandiaga, ya maka sama saja peluang Anies semakin labil aliah nihil.

Sementara pesaing-pesaing Anies sudah lebih siap dan dipersiapkan oleh partainya masing-masing. Sampai tulisan ini diturunkan,  AHY yang kelihatan terbuka dan paling siap menuju Pilpres 2024. Dimana AHY terus berlari dan terahir telah dipercaya secara aklamasi sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Baca Juga: Politik 'dua kaki' Partai Demokrat: 'Batu loncatan AHY di Pilpres 2024'

Dapat dipresdiksi bahwa pada Pilpres 2024 paling banyak 3 bakal calon pasangan Presiden dan Wakil Presiden. Tinggal menunggu unggulan PDIP,  yang sepertinya jatuh pada Puan Maharani dan mungkin ada pasangan calon lagi dari partai berbasis Islam. Tapi inipun masih fifty-fifty. Karena partai papan tengah berpotensi bergabung pada kelompok Partai Demokrat atau PDIP.

Dapat disimpulkan bahwa Anies sangat memungkinkan tidak akan ada partai yang akan meliriknya. Terlebih jika Presiden Jokowi ikut mendukung calon presiden yang nantinya akan diusung oleh PDIP. Berarti diperkirakan hanya ada tiga pasangan pada Pilpres 2024 dan Anies kemungkinan besar tidak ada didalamnya.

Anies sebagai Gubernur Jakarta, berbeda popularitas menuju Pilpres 2024 mendatang dibanding yang pernah dialami mantan Gubenur DKI Jakarta Jokowi misalnya, popularitasnya bisa sampai menjuarai Pilpres 2014 lalu. Hal ini tidak berlaku bagi Anies untuk mengikuti jejak kesuksesan Presiden Jokowi yang memang PDIP tidak memiliki kandidat selain Jokowi.

Surabaya,  29 Maret 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun