Diketahui bersama bahwa Covid-19 adalah sebuah pandemi global yang utamanya menyerang pada sistem pernapasan dan merupakan crowd disease yang akan semakin subur rantai penularannya di tengah keramaian manusia. Maka hindari dengan cara #DiRumahAja tapi jangan lupa belajar kelola sampah dan peduli kebersihan #DiRumahAja sudah lebih dari cukup. Salah satu cara mensyukuri adanya Covid-19.
Baca Juga:Â Indonesia Negara dengan Rasio Kematian Akibat Covid-19 Tertinggi di Dunia
Corona adalah semacam mikroba atau mahluk halus super kecil -- hanya seberat "dzarrah" - yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Sekejap membuat manusia, panik ketakutan dan memilih mengurung diri. Mikroba itu merupakan partner sampah. Justru sampah tidak ada manfaatnya tanpa dipertemukan sebelumnya dengan mikroba. Begitupun Covid-19 ini pasti membawa manfaat bagi manusia bila dicermati keberadaannya.
Tidak ada arti kehidupan ini bila mikroba tidak disyukuri keberadaannya. Artinya mikroba Corona Virus akan mengobati "jiwa atau rohani" manusia bila mampu memaknai kehadirannya. Bukan cuma fisik yang harus dibersihkan, tapi terlebih dahulu adalah jiwa harus bersih dari virus kedengkian dan ketamakan duniawi. Indonesia harus membaca dan belajar makna dari sudut non fisik.
Jangan hanya memandang corona virus tersebut dari mata telanjang (fisik) tapi hayati dan belajar dari sudut non fisik atau momentum restorasi atas perbaikan jiwa dan karakter. Artinya dengan kehadirannya, manusia "dipaksa" oleh TuhanYmk untuk mawas diri dan introspeksi akan tindakannya yang lalai di muka bumi sebagai khalifah. Terlalu sewenang-wenang dan sombong memperlakukan bumi dan isinya.
Baca Juga:Â Peluang dan Ancaman Virus Corona
Maka kehadiran mikroba juga punya makna dalam hidup kehidupan. Manusia dipaksa menjalin silaturahim atau kolaborasi secara nasional dan global. Jangan risau dan panik. Hadapi dengan rasa syukur, namun selalu waspada. Kelolalah dengan rasa dan akal. Semua ada manfaat pada manusia dan lingkungan.
Jangan pula heran bila mikroba corona virus itu hinggap di tubuh manusia. Bisa saja karena media si Corona berupa sampah sudah tidak ditemukan diluar tubuh manusia. Artinya kita sudah mengkonsumsi "sampah" benda atau makanan yang mungkin kotor alias bangkai atau memakan hak orang lain. Semua ini bisa terjadi secara sadar ataupun tidak disadari.
Jauh sebelum Corona Virus alias Covid-19 menyerang Indonesia di awal maret 2020, kami sudah mendengar wabah ini dari sahabat penggiat sampah dari berbagai negara yang terlebih dahulu hadir dinegaranya. Termasuk belajar dan membaca dalam catatan Allah Swt yang sudah tertulis - enam ayat - dalam Al-Quran dan kejadian atau tanda-tanda tersirat dan tersurat.Â
Baca Juga:Â Kaget APD Impor yang Dikirim Buatan Indonesia, Ganjar: Ini Pembelajaran
Mari kita ikuti arahan dan petunjuk dari pemerintah, alim ulama serta organisasi kesehatan dunia (WHO) tentang social distancing sebagai cara paling ampuh dalam menyikapi wabah ini.