Karena itu pembangunan infrastruktur yang digalakkan pemerintah saat ini perlu dilihat dalam konteks yang lebih luas yakni menyatukan dan memperkuat identitas bangsa sebagai satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air.
Indonesia-Sentris menjadi tanggapan dari pemerintahan Presiden Jokowi atas ketimpangan dan ketidakadilan dalam kebijakan pembangunan selama ini yang tersentralisasi dan terfokus pada pulau Jawa saja. Pembantu-pembantu Presiden Jokowi tolonglah bekerja dengan baik dan jujur.
Sentralisasi pembangunan menyebabkan ketimpangan, ketidakadilan dan belum dirasakannya makna 'Indonesia'. dalam arti kesejahteraan di wilayah-wilayah di luar Jawa, terutama daerah-daerah terluar atau terdepan Indonesia.
Presiden dalam membangun infrastruktur perkotaan sebagai ibu kota negara dan pusat pemerintahan Indonesia akan dibangun melalui konsep yang menghimpun keberagaman sesuai Bhineka Tunggal Ika. Kehadiran Pancasila sendiri bukan semata-mata hanya sebagai ideologi dasar negara, tetapi juga bisa sebagai motivasi kita untuk mempertahankan kesatuan bangsa.
Begitu pun kenapa Presiden Jokowi setiap HUT Kemerdekaan RI dan menghadiri acara-acara penting yang berbasis kemajemukan seperti dalam membuka kongres, muktamar atau rakernas kepartaian selalu memakai pakaian adat secara berganti-ganti. Itu semua kode atau tanda seorang pemimpin atau panutan untuk mengajak merenda keberagaman budaya, demi Indonesia Bersatu dan Indonesia Bisa.
Jakarta, 21 Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H