Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Idul Fitri, Momentum Pendewasaan Indonesia Damai

5 Juni 2019   00:20 Diperbarui: 5 Juni 2019   01:02 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Maaf memaafkan. Sumber: www.kenangan.com

"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala Puji bagi Allah"

Bulan suci Ramadan 1440 H dan genap sudah 30 hari kita berpuasa. Hari ini kita sama memasuki 1 Syawal 1440 H - 5 Juni 2019. Saatnya seluruh umat Islam meraih kemenangan di hari yang fitri. Namun kesempurnaan kemenangan bila menyambung tali silaturahim yang putus atau retak diantara manusia.

Saling maaf memaafkan merupakan wujud manusia yang beriman dan bertaqwa. Pada kondisi ini, manusia berada pada kesucian hati dihadapan Allah Swt. Sempurnalah ibadah puasa Ramadan bila pada hari yang fitri melakukan silaturahmi untuk maaf memaafkan, agar kembali ke fitrahnya.

Memaafkan adalah sikap paling terpuji. Sebagaimana Allah Swt ber firman dalam Al-Quran: "..... orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali Imran: 134)

Umat Islam mendapatkan kemenangan pada Hari Raya Idul Fitri dan merupakan hari besar umat muslim dunia. Khususnya di Indonesia diperingati sebagai hari libur nasional, yang dirayakan oleh masyarakat Indonesia yang memang mayoritas Muslim, tapi suasana Idul Fitri juga Insya Allah ikut dirasakan hikmatnya oleh sahabat non Islam.

Bahkan tidak berlebihan, bisa disebut bahwa Idul Fitri itu merupakan hari besar semua elemen masyarakat Indonesia tanpa melihat agamanya. Hari raya nan agung bagi semua umat manusia tanpa membedakan agama. Sebuah bukti bahwa Islam adalah agama pemersatu atau agama cinta damai.

Karena Idul Fitri merupakan masa liburan panjang yang dimanfaatkan semua orang yang berbeda agama. Bahkan umat non muslim juga ikut mudik ke kampung halamannya, semua memanfaatkan liburan panjang bersama umat Islam. Guna melakukan silaturahmi - nostalgia - kepada sanak-keluarga dan sahabat di kampung halaman.

"Saat kita memutuskan memaafkan seseorang, itu bukan persoalan apakah orang itu salah, dan kita benar. Apakah orang itu memang jahat atau aniaya, bukan! Kita memutuskan memaafkan seseorang karena kita berhak atas kedamaian di dalam hati."   --Tere Liye (Rindu, 2014)

Memaafkan memang sebuah pekerjaan gampang-gampang susah. Tapi Allah Swt menguncinya dengan tidak akan mengampuni kesalahan yang dilakukan seseorang jika tidak mau minta maaf kepada yang bersangkutan dimana kita berselisih. Problem besarnya karena tidak semua orang berbesar hati memaafkan kesalahan orang lain.

Terlebih lagi jika orang itu menganggap kesalahan terlalu besar sehingga kata maaf dianggap terlalu ringan, dan tidak cukup untuk menebus kesalahan orang itu. Hanya orang berbudi luhur dan kuat yang bisa meminta dan memberi maaf dengan ihlas dan tulus. Manusia lemah pasti akan sulit memberi dan meminta maaf.

Idul fitri memberikan pelajaran agar bisa dan mampu saling memaafkan dan saling mengunjungi. Biasanya setelah shalat Idul Fitri kita saling bersalaman seraya meminta maaf dan memaafkan. Termasuk kesempatan memberi sedekah, memberi makanan anak yatim atau mengunjungi panti asuhan, panti jompo dan lainnya. Itulah hari agung nan fitri.

Sungguh tradisi yang sangat indah di hari suci Idul Fitri. Di mana orang lain sulit untuk memaafkan dan cendrung untuk marah, tapi di Hari Raya Idul Fitri kita menebar maaf dan menebar kebaikan.

Tanda diraihnya kemenangan pasca Ramadan, bila dengan ihlas bisa memberi dan meminta maaf atas kesalahan dan kehilapan. Itulah hari kemenangan dan kesempurnaan puasa Ramadan ditandai dengan saling memberi dan menerima maaf.

Rasulullah Muhammad SAW. dalam satu hadis mengancam orang yang memutuskan tali silaturahmi. Pada kesempatan lain Rasulullah SAW juga mengatakan bahwa muslim yang terbaik adalah yang menyambung silaturahmi.

Ilustrasi: Selamat Idul Fitri 1440H-2019M. Sumber: Pribadi
Ilustrasi: Selamat Idul Fitri 1440H-2019M. Sumber: Pribadi
Silaturahim Antar Umat Beragama

Ucapan selamat tidak hanya datang dari sesama muslim, tapi juga dari saudara-saudara non muslim. Ucapan selamat ini memberikan makna bahwa ketenangan jiwa dan keselamatan memberikan ikatan kekeluargaan yang baik dan diharapkan berkesinambungan.

Memaafkan dan menyambung silaturahmi menjadi satu dalam rangkaian Idul Fitri. Semoga Allah SWT menjadikan kita sebagai umat yang saling memaafkan dan kokoh dalam persaudaraan sesama muslim dan non muslim.

Dikutip dari Greatergood-Tempo (5 Makna Maaf). Bahwa saat kita memaafkan seseorang, bukan berarti mengabaikan kesalahan yang telah dibuat orang tersebut pada diri sendiri. Namun, dengan menerima permintaan maaf dapat mendatangkan manfaat, sebagai berikut:

Pertama: Dapat membawa kedamaian pada diri serta jiwa. 

Kedua: Memaafkan dapat membebaskan dari rasa amarah yang perlahan menggerogoti kebahagiaan diri.

Ketiga: Memaafkan, diharapkan juga mampu memperbaiki hubungan yang mungkin sebelumnya telah rusak.

Keempat: Belajar untuk mengenali rasa sakit yang ada tanpa buta oleh kebencian yang dipicu dari rasa sakit tersebut.

Kelima:  Belajar untuk menyembuhkan perasaan luka dan belajar untuk melanjutkan hidup dengan memaafkan.

Para ahli setuju bahwa dengan memaafkan setidaknya telah melepaskan perasaan negatif dalam diri. Betapapun tulusnya permintaan maaf atau komitmen seseorang untuk berubah setelah melakukan kesalahan, tidak dapat menjamin untuk tidak melakukannya kembali.

Oleh karena itu diperlukan sebuah pendewasaan diri untuk menerima kesalahan seseorang dengan lapang dada. Dibutuhkan kesadaran diri yang siap menerima dan menjalani risiko apapun yang akan terjadi kedepannya. 

Mari kita jadikan Idul Fitri sebagai momentum pendewasaan menuju Indonesia Damai pasca Pemilu dan Pilpres. Jadikan Idul Fitri sebagai sarana menjahit perbedaan demi kemaslahatan bersama.

Idul Fitri sebagai momentum bagi bangsa dan negara Indonesia untuk kembali ke fitrahnya, yakni kembali ke prinsip kebersatuan dalam keberagaman. Kembali suci dan ikhlas sebagai manusia hamba Tuhan YMK.

Ingatlah bahwa segala sesuatunya dalam hidup membutuhkan proses. Memberikan maaf atas kesalahan seseorang yang menyakiti diri kita tentulah tidak mudah. Namun, menyimpan amarah dan energi negatif terlalu lama dalam diri juga tidak akan memberikan dampak yang positif bagi kebahagiaan.

Note: Sekedar saling mengingatkan bahwa satu kewajiban umat Islam selama Ramadan dan menjelang Idul Fitri adalah membayar zakat fitrah. Melakukan pembayaran zakat fitrah merupakan pemenuhan rukun islam seorang muslim.

Jangan lupa niat zakat fitrah untuk diri sendiri, anak, istri dan keluarga. Pelaksanaannya menjelang shalat Idul Fitri. Bayarlah zakat fitrah sebelum shalat Ied, karena bila sesudahnya tidak terhitung sebagai zakat fitrah tapi hanya merupakan sedekah biasa.

Perkenankanlah kami menyampaikan Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1440 H. Kepada pengasuh Kompasiana, keluarga besar Group Kompas, para sahabat hebat Kompasianer dan publik pembaca pada umumnya. 

Taqobbalallahu minna wa minkum, taqabbal yaa Karim. Minal 'aidin wal faizin kullu 'amin wa nahnu bi khaer. Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Wassalam
@Asrul Sekeluarga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun