Ayat pertama Al-Quran yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Baginda Nabi Muhammad SAW adalah ayat berupa "perintah" membaca; Iqra' bismirabbik (bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu). Ayat yang menegaskan pentingnya membaca. Sebab membaca adalah gerbang ilmu pengetahuan.
Menjadi keprihatinan banyak pihak, baik itu pendidik, orangtua maupun pemerintah. Karena menurunnya minat atau gairah baca. Usaha untuk membangun kesadaran masyarakat agar tercipta kemauan membaca perlu terus ditingkatkan. Karena hanya dengan "membaca" pembangunan di segala bidang baru dapat tercapai. Khususnya pembangunan pribadi yang berkarakter Pancasila.
Minat baca masyarakat Indonesia mulai dari daerah terpencil sampai masyarakat yang tinggal di perkotaan sangat rendah. Bisa jadi karena kurangnya buku yang dimiliki atau mungkin lebih tertarik bermain gadget. Semua ini bisa berbahaya bila tidak diantisipasi secara dini. Menjadi pekerjaan rumah bersama untuk terus membumikan serta menggairahkan minat baca di segala lapisan masyarakat.
Berdasarkan hasil survei lembaga internasional yang bergerak dalam bidang pendidikan, United Nation Education Society and Cultural Organization (UNESCO), minat baca penduduk Indonesia jauh di bawah negara-negara Asia. Indonesia tampaknya harus banyak belajar dari negara-negara maju yang memiliki tradisi membaca cukup tinggi (Baca: Gawat, Indonesia Darurat Minat Baca).
Kemudian berbagai jenis buku tersebut diterjemahkan kedalam bahasa Jepang lalu dibagi gratis kepada masyarakatnya. Maka apa yang terjadi saat ini. Jepang maju pesat dari kehancuran negaranya pasca bom atom tersebut. Harusnya Indonesia belajar dari Jepang, tentang bagaimana strategi membangun bangsanya yang didahului dengan dukungan serta dorongan membaca.
Hal penting dicermati oleh kita semuanya dan terkhusus para pemangku kepentingan, untuk mendorong gerakan gemar membaca. Sejak dari rumah tangga masing-masing. Biasakan membeli atau jajan buku. Pemerintah perlu sigap mengatasi masalah pentingnya membaca sejak dini.
Perlu membangun sebanyaknya perpustakaan desa, guna menciptakan masyarakat bergairah dan tertarik berkunjung ke perpustakaan. Termasuk pada bulan Ramadan agar digalakkan berwisata literasi dengan mendatangi perpusatakaan di wilayah masing-masimg.
Membaca lebih baik dari pada menghabiskan waktu dengan gadget atau hal-hal yang kurang bermanfaat. Sebaiknya para orang tua jadilah panutan, perlihatkan pada keluarga kebiasan membeli dan membaca buku, dimulai dari kebiasaan mengajak anak-anaknya atau sahabat untuk ngabuburit positif dengan mengunjungi perpustakaan atau toko buku.
Khusus untuk masyarakat Jakarta dan sekitar wilayah daerah penyangganya bisa #direkomendasi mengunjungi Perpustakaan Nasional RI yang terletak di sekitar Balaikota Jakarta, yaitu tepatnya di Jalan Medan Merdeka Selatan atau sebelah selatan Monumen Nasional (Monas) di Jakarta Pusat.
edung Perpustakaan Nasional ini sangat mewah dan di setiap lantai mencerminkan koleksi buku. Misalnya di lantai 14 terdapat koleksi buku langka, kemudian lantai 21-24 terdapat koleksi buku umum. Pada lantai 24 juga terdapat executive lounge yang bisa menjadi menyenangkan fisik dan nalar, dengan memandang panorama areal Monas sambil menunggu buka puasa.