Solusi sampah ada di Hulu (Sumber Timbulan), bukan di Hilir (TPA/TPST/Sungai, dll). Terjadinya problem sampah Indonesia yang tidak kunjung selesai dan hanya bersilang pendapat pada issu sampah plastik sejak tahun 2016 sampai di penghujung tahun 2018. Kenapa ? Karena pemerintah dan pemda tidak memberi panutan atau contoh dalam berpikir dan bertindak dengan benar dalam menjalankan regulasi sampah secara terstruktur dan massif. Sebagaimana yang terjadi pada Penilaian Adipura, tidak memberi dampak positif kepada masyarakat dan hanya seremoni belaka, karena dalam pelaksanaannya terlalu banyak "diduga" pembohongan atau pembodohan publik.
Berbenah dengan optimisme yang kuat pada tahun 2019 ini demi mengejar ketertinggalan dari pengelolaan sampah dari luar negeri. Solusi sampah Indonesia harus lahir dari bumi Indonesia sendiri, kekuatan kearifan lokal bangsa ini cukup mumpuni untuk menjawab masalah sampah kini dan yang akan datang.Â
Diharapkan dengan solusi yang diajukan oleh Green Indonesia Foundation (NGO-GIF) lembaga nir laba yang berkedudukan di Jakarta pada Pemerintah dan Pemda, sahabat-sahabat asosiasi bidang persampahan dan industri berbasis sampah serta kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Hasanuddin (LP2M Unhas) Makassar Sulawesi Selatan pada oktober 2018 silam, dapat memberi angin segar bagi tata kelola sampah (waste management) untuk sampah Indonesia yang lebih baik dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. Insya Allah 2019, waste management Indonesia akan lebih baik dalam menuju kebenaran "hak" demi rakyat, bangsa dan agama.
Selamat berkreasi untuk Indonesia Maju.... !!!
#GIF HAH 00.00.2018
 *) KH. Hasan Abdullah Sahal adalah Pimpinan Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Jawa Timur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H