Walau Kementerian Pertanian sudah menyentuh atau menggelar Program 1.000 desa yang terdapat di 22 provinsi dengan 160 Hektar lahan disiapkan tahun 2017. Tapi senyatanya belum maksimal, terkesan hanya seremoni, dan sangat terlambat dari ukuran masa pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
Faktanya belum menyentul total perbaikan tanah pertanian secara substansif. Belum memanfaatkan sampah organik dan limbah pertanian sebagai bahan baku utama produksi pupuk organik. Masih bertaut pada pola lama dengan mengandalkan kotoran hewan (kohe) sebagai bahan baku utama. Ini keliru besar.
Kohe benar sangat dibutuhkan dalam produksi pupuk organik, tapi bukan menjadi bahan utama, hanya pelengkap (namun itu penting). Kekeliruan Kementerian Pertanian adalah produksi tidak akan banyak bila mendahulukan kohe, sementara dalam melaksanakan pengelolaan lahan pertanian organik membutuhkan pupuk organik yang sangat banyak pada tahap awal, lalu menurun dari tahun ke tahun sampai lahan pada posisi stabil.
Maka bila mengandalkan kohe pasti gagal mencapai jumlah area pertanian yang terjangkau. Juga dalam produksi pupuk organik, pedoman dalam SNI Pupuk Organik sangat jelas sampah lebih besar volumenya dibanding kohe. Seharusnya Kementerian Pertanian mengendorse prasarana dan sarana pengolahan pupuk organik berbasis sampah yang benar.
Bukan hanya sekedar memberi mesin cacah atau traktor saja. Semoga diperhatikan, demi mewujudkan program Nawa Cita atau Visi Misi Jokowi dan Jusuf Kalla pada halaman 37 tersebut. Ayo serius wujudkan pertanian organik Indonesia demi kesejahteraan petani dan rakyat seluruh Indonesia.
Info untuk Petani Indonesia:
Bila para petani ingin mengelola sampah menjadi pupuk organik dalam mendukung pertanian organik di seluruh Indonesia. Green Indonesia Foundation Jakarta, siap memberi solusi dengan gratis.Â
Berita Terkait:
- Presiden Jokowi Belum Sentuh Program 1000 Desa Organik
- Kemtan menggelar program 1.000 Desa Organik
- Aneh Menteri Pertanian Tidak Dilibatkan Dalam Jaktranas Sampah
- Petani Tangguh Sebagai Solusi Kestabilan Kebutuhan Pokok
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H