Dalam mengelola Kota Megapolitan Jakarta, mereka berdua telah sepakat, Anies akan berfokus pada berbagai topik yang berkaitan dengan birokrasi dan pembangunan manusia (SDM). Sementara Sandi pada masalah pengembangan ekonomi dan infrastruktur.
Akankah Lebih Cepat Pecah Kongsi
Terdengar sayup-sayup serta terlihat dengan kasat mata Anies dengan santainya bergandeng tangan dengan Erwin Aksa menemui Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Balai Kota (20/4/2017). Erwin adalah anak kandung dari Aksa Mahmud, pendiri dan pemilik Bosowa Group yang bermarkas di Kota Makassar, adik ipar Wapres Jusuf Kalla. Inipun kedatangan Anies dan Erwin ke Balai Kota dengan mengendarai Helikopter dari Lebak Bulus Jakarta Selatan ke Balaikota Jakarta Pusat banyak menuai pro kontra, termasuk Partai Golkar sendiri meminta penjelasan Erwin Aksa alasan mendukung Anies-Sandi.
Sepertinya, penulis yakin bahwa Sandi kurang setuju atau memang tidak ketahui rencana Anies naik “helikopter” bersama Erwin ini ?! Tapi entahlah..... !!! Tapi Sandi suka naik Ojek lho bila kejar waktu. Sepertinya juga bukan inisiatif Anies naik heli ini, namun Anies tidak bisa menahan diri untuk menolak ajakan memakai moda helikopter ini ke Balaikota. Tapi kenapa yah, Anies begitu luluh naik heli, tidakkah memikirkan dampak glamor yang beresistensi negatif dari publik? Begitupun sebaliknya, ini menuai banyak sorotan di masyarakat. Entah siapa yang punya helikopter itu, ada yang mengatakan milik Bosowa Group ada juga mengatakan Lippo Group.
Bila kondisi ini berlanjut, kemungkinan besar Anies dan Sandi akan pecah kongsi alias perang urat saraf yang lebih cepat dari biasanya, bila Anies sebagai penentu utama kebijakan tidak tahan diri dari pengusaha-pengusaha besar yang ada disekelilingnya. Artinya Anies harus konsisten dengan eksistensinya serta mengingat kesan dan pesan pada taglin “Salam Bersama” tersebut dengan Sandi. Anies harus fahami bahwa Sandi itu adalah pengusaha besar juga. Ini bisa terjadi perseteruan antar kelompok pengusaha internal yang mendukung mereka sendiri, demi “perebutan kue” yang berlimpah ruah di Jakarta.
Apalagi keputusan KPUD belum dan pelantikan masih jauh (oktober 2017), namun Anies sudah menampakkan diri pada publik atas kedekatannya dengan beberapa pengusaha besar pasca putaran kedua. Ini bisa saja membuat Sandi meradang, kesal dan lain sebagainya. Walau sangat dikenal bahwa Sandi yang berkarakter sejuk dan santai, tapi juga sebagai pengusaha besar bisa saja kecewa atas komitmen sebelumnya yang dibangun bersama Anies, dengan melihat kondisi orang-orang yang lalu lalang di sekitar Anies, bagaikan pahlawan kesiangan ditengah pengorbanan besar seorang Sandi ?!
Demi konsistensi atas taglin “Salam Bersama” Anies-Sandi, khususnya pengusaha-pengusaha dibalik Anies minus kelompok Sandi, harus tahan diri dan menyadari eksistensinya. Ingat pembagian tugas Anda. Jelas dalam kesepakatan awal Anies-Sandi sudah bagi tugas. Kenapa Sandi fokus Ekonomi dan Infrastruktur, karena sebagai pengusaha tentu sangat faham kondisi ini dan terlebih pengorbanan materi Sandi jauh lebih besar dari Anies. Ingat taglin dan logo yang Anda buat sendiri, jangan pecahkan komitmen itu demi rakyat Jakarta, demi Indonesia. Jangan hanya pikirkan diri dan kelompok Anda.
Selamat Datang Pemimpin Baru Jakarta.
Jakarta, 26 April 2017.
#Noted 23 Janji Kerja Anies-Sandiunduh Program DP Nol Rupiah