Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Politik

Amoy di Study Banding DPR

2 Oktober 2010   09:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:47 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_276439" align="aligncenter" width="255" caption="Kasian Angt.DPR, Tidurrrrr_dok.asrul"][/caption]

Kalau benar apa yang disampaikan oleh mantan sekretaris atau staf ahli anggota DPR di talkshow “Mata Najwa” MetroTV (29/9) yang muka dan suaranya disamarkan tersebut. Sungguh ironis dan memalukan serta betullah apa dugaan selama ini, bahwa anggota parlemen hanya memboroskan anggaran ya tentu sekaligus membohongi konstituen yang sudah mempercayainya duduk di parlemen. Pula lebih memperjelas bahwa “study banding” layaknya sebagai “pelesiran atau tamasya” belaka, atau piknik keluarga.

Amoy (wanita penghibur) di Luar Negeri.

Syahwat kekuasaan dan politik ya itu pasti, eh ternyata pemenuhan syahwat biologis juga ternyata. Dari sekian orang yang diwawancarai malam itu oleh Najwah Shihab, host pada talkshow “Mata Najwa” tersebut, yang sangat menggelikan sekaligus menjengkelkan yaitu (info sekpri tsb. diatas) akan perlakuan para anggota parlemen kalau study banding ke luar negeri adalah mencari dan menikmati “amoy” yaitu manusia penghibur alias WTS (wanita tuna susila) atau mungkin ada pula PTS (pria tuna susila) atau lebih keren disebut “gigolo”. Tentu tidak semua anggota DPR berlaku demikian, tapi yang pasti satu orang saja sudah mewakili (image) semua anggota parlemen.

Lucunya….katanya, kalau sudah pada pulang ke hotel dari ber”amoy”, mereka saling Tanya…..eh, tadi saya dari sana (maksudnya itu, amoy)….oh, ya… kamu rasanya bagaimana ? dan berapa harganya ?. Betul-betul sepertinya beli barang saja……hihihihihihihi…..begitu amoralnyakah wakil kita.

Pengakuan staf-staf KBRI di luar negeri, memang pusing dan capek kalau kedatangan tamu dari Indonesia khususnya kalangan anggota DPR, ya termasuk menjadi guide amoy dan belanja pastinya termasuk pesiar, selain tentu dipandu oleh travel yang menjadi teman selingkuhnya DPR untuk mengatur schedule perjalanan, mulai dari pengaturan tiket, hotel, dst. (eh, katanya tiket diatur juga, dari kelas bisnis menjadi ekonomi, kamar hotel satu orang/kamar menjadi dua orang/kemar) hebat juga ya efisiensi, karena ujung-ujungnya sisa dana perjalanan masuk kantong pribadi (bisa 20,30,40 juta/orang). Pintar mereka, atas nama efisiensi, tapi tidak berfikir efisiensi dalam menentukan anggaran belanja.

Kenapa sih anggtota DPR kita tidak memperdulikan semua ini, tidak sensitive terhadap koreksi dan prote rakyat, termasuk Badan Anggaran (Banggar) dan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) dan tentu seluruh Anggota DPR tampaknya menganggap anggaran ini tidak terlalu serius dan bisa diperminkan begitu saja.

Marzuki Alie, tolong lepaskan Ketua BURT, cukup Ketua DPR saja.

Seperti pula Ketua DPR Marzuki Alie, kenapa sih mesti dia yang Ketua BURT, tolong lepaskan itu, terlalu bersinggungan dengan kepentingan. Anda cukup Katua DPR, jangan terlalu serakah untuk mengatur semuanya (manajemen tukang cukur), percayakan saja yang lain untuk Ketua BURT itu. Supaya Anda tidak pusing dan emosi kalau membahas masalah anggaran ini (kelihatannya Pk Marzuki, emosi kalau menanggapi pertanyaan hal anggaran), yang memang sarat penyelewengan dan sangat perlu dipertanyakan oleh rakyat, dan KPK harus urus tuntas dugaan ini semua, jangan terjadi pembiaran, ini yang merusak republic kita. Mestinya DPR sebagai pengawas anggaran tapi ternyata pelaku pemborosan juga. Bagaimana bisa makmur negara ini. Tolonglah jangan berfikir, bila anggaran tidak terpakai berarti kerja tidak efekif atai tidak potnsial, itu salah besar. Pengaturan anggaran di depan itu kan estimasi, jadi dana bisa tersisa. Tolong berfikir dan bertindak wajarlah, hentikan kepura-puraan di Senayan, rakyat yang Anda wakili ini, sudah pada cerdas, bukan tempo jahiliah lagi.

Anggota DPR di Parlemen Luar Negeri

Ada juga yang lucu, yaitu perlakuan anggota DPR di Study Banding; pada saat pertemuan mereka disana, yang dominan berbicara termasuk bertanya adalah para staf ahli anggota DPR, pastilah karena kesiapan agenda DPR tidak ada termasuk kesiapan berbahasa nol besar, ya paling mereka tidur lagi kalau pertemuan, karena pastilah mereka capek pesiar, belanja dan tentu amoynya itu lho. Katanya juga kalau pulang ke Indonesia, kadang sendiri-sendiri, berarti juga kerjasama dengan travel sangat bagus.

Ada juga negara yang menolak kunjungan kedua kalinya, karena Negara tersebut meminta laporan hasil kunjungan yang pertama, tapi anggota parlemen kita tidak ada laporan balik. Maka ditolaklah rombongan itu, selanjutnya karena terlanjur di luar negeri, maka kunjungan dialihkan ke Negara lain yang bertetangga. Oh, kalau begini pantaslah, anggota pasca kunjungan, juga tidak ada laporan ke rakyat mengenai hasilnya study banding tersebut.

Mari rakyat Indonesia, bersatu melawan kedzaliman ini, karena habislah bangsa ini kalau terjadi pembiaran oleh kita sendiri (penomena pembiaran ini, yang merusak bangsa kita), sebagai rakyat yang diwakili harus kita proaktif (walau sebatas kemampuan kita, itu sudah cukup, Allah Swt. Tidak pernah tidur dan pula tidak tuli), karena lembaga peradilan kita juga sedikit agak kewalahan atau kebablasan mungkin mengatasi semua ini secara massif, minimal kita bantu atau dukung penuh pemberantasan atau penyelewengan terhadap keuangan negara yang sudah membabi-buta penggunaannya.

Pastinya DPR bertugas mengontrol pemerintah (terserah mau main mata atau tidak), tapi kita rakyat bertugas mengontrol DPR, jangan biarkan berlaku seenaknya. Tolong anggota DPR yang masih jujur itu, bicaralah (kami yakin masih ada yang bersih di Senayan), walau Anda sendiri, yakin rakyat akan mendukung Anda.

Kami menantang anggota DPR, yang mencap dirinya jujur dan bersih, coba berani Anda buat account di blog social, seperti blog kompasiana ini, supaya kita bisa berinteraksi (interaktifitas). Ini salah satu strategi Anda pula untuk duduk kembali di parlemen periode mendatang, lebih awal bersosialisasi, menyatakan bahwa Anda bukan seperti yang kami duga). Kami tunggu Anda. Tq.

asrulhoeseinbrother

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun