Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Versus Oesman Sapta di HKTI 2010-2015

15 Juli 2010   09:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:51 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_194862" align="aligncenter" width="453" caption="Prabowo Subianto dan Oesman Sapta. dok.rul_2010"][/caption]

Musyawarah Nasional (Munas) ke-7 Himpunan Kerukunan Tani Indonesia HKTI di Bali (12-15 Juli 2010), Pada hari pertama perhelatan akbar HKTI tersebut, Prabowo Subianto (PS), yang jugaKetum HKTI periode 2005-2010, telah terpilih kembali secara aklamasi sebagai ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).

Munas Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) lebih kental nuansa politiknya dibandingkan sebagai momen yang menyerap aspirasi para petani. Sejak sebelum dimulai, perhelatan ini gegap gempita dengan bursa calon Ketua Umum HKTI. Yang bertarung juga bukan mereka yang berlatar belakang petani. Mereka yang bertarung adalah para elite partai politik.

Walau dari awal banyak yang bermunculan kandidat ketum HKTI, selain Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra yang saat ini menjabat Ketua Umum HKTI Prabowo Subianto, sejumlah tokoh dan kader parpol ikut memperebutkan kursi pimpinan puncak organisasi petani tersebut. Di antaranya,Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Golkar Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto, Ketua DPP Partai Demokrat Muh. Jafar Hafsah, Ketua Umum DPP Partai Persatuan daerah (PPD) Oesman Sapta Odang dan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anton Apriantono, Mantan Gubernur DKI Sutiyoso dan anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Benni Pasaribu juga bersaing dalam pertarungan tersebut. Tapi para peserta dari pengurus 33 Provinsi, 485 pengurus kabupaten/Kota dan pengurus pimpinan nasional, tetap memilih mantan suami Titiek Soeharto.

Namun dari awal sudah bisa dipastikan bahwa Mantan Panglima Kostrad dan Danjen Kopassus Letjen (Purn) Prabowo Subianto akan terpilih kembali.Kontribusi besar telah diberikan oleh Prabowo sebagai donatur tunggal untuk HKTI termasuk untuk menyukseskan pelaksaan munas kali ini, mulai biaya tiket, akomodasi, dan biaya penyelenggaraan lainnya sepenuhnya didanai oleh Prabowo. Banyaklah mengeluarkan biaya untuk pelaksanana munas, yang pasti miliaran rupiah.

Sebenarnya banyak kalangan sebut misalnya mantan Ketua Umum HKTI Dr. Ir. Siswono Yudohusodo, mantan Menteri Pertanian Prof. Dr. Ir. Soleh Solahudin, pendiri HKTI Heru Soeprato, Ketua DPR-RI Marzuki Alie, Ketua Dewan Petani Ferry Juliantono, serta beberapa pengurus HKTI daerah, menginginkan ketum HKTI ke depan adalah figur profesional yang berlatar belakang pertanian, antara lain Mohammad Jafar Hafsah (MJH).

Benarlah apa yang dikemukakan penggiat pertanian Indonesia tersebut, bahwa sudah waktunya HKTI memiliki pemimpin berlatar belakang pertanian, namun MJH, sangat susah menandingi PS yang berfulus, apalagi saya pikir MJH berada dibalik Partai Demokrat, sangat susah untuk itu (dimaklumi bersama, posisi Partai Demokrat saat ini di masyarakat sedikit miring). Saya sendiri meragukan profesionalitas MJH saat ini untuk kemajuan petani Indonesia. MJH sdh terkontaminasi dengan trik politik ala Partai Demokrat yang sedikit menggelitik.

Saran saya untuk MJH, kalau memang pro rakyat (petani) maka sebaiknya sumbangkan pikiran Andasaja ke HKTI melalui PS, demi kesejahteraan petani. Apalagi MJH lama di birokrasi (sebagai dirjen di kementerian pertanian) sehingga sangat memahami dalam bekerja sama dengan pemerintah. Lebih terkhusus lagi saat ini MJH sebagaiWakil Ketua Komisi IV DPR-RI yang membidangi pertanian dan kehutanan.

Munas Tandingan

Terpilihnya Prabowo Subianto sebagai Ketum HKTI secara aklamasi, terjadipro-kontra dibuktikan dengan adanya munas tandingan (hal biasa dalam organisasi). Kubu tandingan ini mengklaim banyak didukung pengurus dan anggota Dewan Pimpinan Nasional hingga kota/kabupaten. Munas tandingan pun mengagendakan pemilihan ketua umum baru. Padahal, dalam Munas Sanur Prabowo Subianto telah terpilih kembali memimpin HKTI periode 2010-2015.

Katanya dalam munas tandingan ini akan hadir sekitar 70 persen pengurus dan anggota HKTI (wah, signifikan), mulai dari Dewan Pimpinan Nasional hingga kabupaten/kota. Kandidat calon ketua yang maju ada sejumlah orang. Antara lain Jafar Hapsah, Oesman Sapta, dan Titiek Soeharto. Apakah ini yang akan bersaing dengan Prabowo untuk memperjuangkan HKTI ke depan?

Sebenarnya pro-kontra ini bagi petani merupakan berkah tersendiri, artinya semakin menandakan bahwa petani itu hebat (madu) dikerumuni politikus (semut), mungkin karena kesabarannya kali ya? Yang pasti suara mereka diperebutkan. Ini merupakan gejala perbaikan, terjadi interaksi internal HKTI. Baguslah itu.

Saran buat penggagas munas tandingan, lebih baik buka forum “munas” baru di luar Bali, karena agak susah Anda pengaruhi secara total para peserta, karena hampir keberadaan mereka-mereka pada Munas ke-7 di Bali itu, semuanya dibiayai oleh Prabowo Subianto. Janganlah gunakan kesempatan dalam kesempitan.

Kalau merasa Pak Prabowo tidak valid lagi bermitra dengan Anda, buat munas baru “tandingan” lalu menghasilkan “HKTI Perjuangan” (seperti Mba Mega menghadapi PDI yang lalu, lahir PDI Perjuangan, Kadin juga pernah menghadapi masalah yang sama), kalau ada regulasi yang menghambat amandemen, kenapa susah.

Karena bagi petani, no problem semua itu. Lebih banyak organisasinya lebih bagus (yang jelas punya lembaga/organisasi, karena tuntutan zaman), petani ga mau pusing semua itu, ini bukan berarti saya pesimis dengan HKTI, tapi ini lebih merupakan sebagai motivasi HKTI untuk menunjukkan “jati diri”, untuk apa sebenarnya mereka terlahir? Begitu pula petani, bisa mengetahui bahwa dirinya (petani) sesungguhnya sangat berarti dimata politik atau birokrasi.

Anda, orang cerdas semua, malah ada teman kompasianer menanggapi tulisan saya dan menyuruh periksa tangan para peserta munas, apa kasar atau halus? Hahahahaha…… hati-hatilah selalu, karena bisa jadi petani sendiri akan menertawai Anda.

Berita sekaitan :

Munas Tandingan Pilih Oesman Sapta Pimpin HKTI

Siswono: Munas HKTI Tak Sesuai Tradisi Petani

Kubu Prabowo Tuding Munas Tandingan Sarat Politik

Munas HKTI Tak Sesuai AD/ART

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun