Mohon tunggu...
Hasri Ainun Lubis
Hasri Ainun Lubis Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Kesehatan Masyarakat

Mahasiswi Kesehatan Masyarakat - UIN Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dilema Gizi, Ekonomi, dan Pandemi: "Upaya Lindungi Keluarga dari Covid-19 di Era Adaptasi Kebiasaan Baru"

10 Agustus 2020   00:02 Diperbarui: 10 Agustus 2020   00:07 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) diketahui menyebabkan infeksi saluran pernafasan pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Persebaran virus Covid-19 meningkat semakin cepat melalui tetesan air liur atau keluar dari hidung ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Akan tetapi, masih minim pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai hal tersebut.

Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak perubahan dalam kehidupan sehari-hari. Gizi yang baik juga sangat penting sebelum, selama dan setelah infeksi. Infeksi menyebabkan tubuh korban demam, sehingga membutuhkan tambahan energi dan zat gizi. Karena itu, menjaga pola makan yang sehat sangat penting selama pandemi Covid-19. Mempertahankan pola makan gizi seimbang yang sehat sangat penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang baik.

Indonesia sebelumnya merupakan contoh negara dengan “tiga beban malnutrisi”, jauh sebelum pandemi Covid-19. Indonesia memiliki 7 juta anak yang mengalami “stunting”. Kondisi ini menjadikan Indonesia sebagai negara kelima di dunia dengan balita stunting terbanyak. Lebih dari 2 juta anak merupakan balita kurus (berat badan yang tidak sebanding dengan tinggi badan) serta 2 juta anak lainnya mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Nyaris setengah dari total ibu hamil mengalami anemia karena makanan yang dikonsumsi tidak mengandung cukup vitamin dan mineral (zat gizi mikro) yang diperlukan. Sehingga Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks akibat tiga beban tersebut yang kemungkinan akan memburuk karena pandemi Covid-19.

Keluarga dan anak-anak yang jatuh miskin dalam waktu singkat akan mengalami dampak berat dalam hal keamanan pangan rumah tangga dan keterbatasan terkait akses, ketersediaan, dan keterjangkauan bahan makanan sehat. Survei daring menunjukkan bahwa kebutuhan pangan semakin tidak aman: 36 persen dari responden menyatakan bahwa mereka “sering kali” mengurangi porsi makan karena masalah keuangan. Hilangnya pendapatan rumah tangga meningkatkan risiko anak mengalami kurus dan kekurangan zat gizi mikro. Gizi buruk merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi yang membahayakan. Risiko kematian pada anak dengan kondisi tersebut nyaris 12 kali lipat lebih tinggi daripada risiko kematian pada anak dengan gizi baik.

Jika berbagai upaya yang diperlukan tidak segera dilakukan, dampak jangka panjang terhadap tingkat gizi dapat meningkatkan jumlah balita stunting serta kelebihan berat badan dan obesitas di semua kelompok usia. Dampak jangka panjang krisis Covid-19 mencakup kenaikan tajam prevalensi stunting dan peningkatan prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas akibat terbatasnya aktifitas fisik dan meningkatnya konsumsi makanan olahan secara terus-menerus yang mengandung kadar gula, garam, dan lemak yang tinggi.

Untuk menghadapi situasi ini, diperlukan adanya panduan gizi seimbang pada masa pandemi Covid-19. Panduan ini, berisi tentang cara melindungi keluarga dari penularan virus corona, dan cara meningkatkan daya tahan tubuh dengan gizi seimbang untuk melindungi keluarga dari Covid-19.

Hal-hal yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, yaitu :

  • Makan makanan bergizi seimbang

Makan makanan bergizi sangat penting untuk membangun kekebalan tubuh yang kuat agar terlindung dari infeksi virus, serta memberikan perlindungan ekstra bagi tubuh.

Dalam isi piring makan sehari-hari sebaiknya terdiri dari :

  • Makanan pokok yang merupakan sumber karbohidrat, dapat berupa nasi, jagung, kentang, umbi-umbian
  • Lauk Pauk yang merupakan sumber protein, dan mineral.
  • Lauk hewani antara lain : daging, ikan, ayam, telur,
  • Lauk nabati antara lain : tahu, tempe, dan kacang-kacangan.
  • Sayuran dan buah yang merupakan sumber vitamin, mineral dan serat. Terutama sayuran dan buah-buahan, banyak mengandung vitamin dan berfungsi sebagai antioksidan yaitu vitamin A, C, E.

Berdasarkan Jurnal Departemen Bedah Saraf, Shengjing Rumah Sakit Universitas Kedokteran China. Sejalan dengan pernyataan Kemenkes RI (2020), yang mengatakan bahwa :

Meningkatkan daya tahan tubuh adalah salah satu kunci agar tidak tertular virus covid-19. Dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang merupakan salah satu cara agar daya tahan tubuh tetap prima. Namun demikian, kita juga perlu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat gizi yang berperan aktif dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Antara lain :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun