Bertolak dari situ, maka dapat dikatakan bahwa ketika gereja memberikan tindakan disiplin kepada seorang anggota jemaat, pegawai, dan pelayan khusus gereja, maka sebenarnya gereja sudah melakukan suatu proses penggembalaan terhadap orang yang bersalah, yang dari proses itu orang tersebut dapat berbalik kepada jalan Allah.[4]
Akan tetapi gereja tidak dengan sembarangan menerima seseorang yang hari ini percaya kemudian esok harinya dibaptis. Menurut Caleb Soo, disiplin gereja mempunyai tiga tujuan agung yaitu:
-  Supaya nama Tuhan tidak dipermalukan, supaya kemuliaan Tuhan dipelihara sehingga tidak memberikan kesempatan kepada  orang diluar gereja untuik menghina dan memalukan nama Tuhan.
- Supaya gereja jangan menjadi rusak.
- Agar orang yang sudah terkena didisiplin disadarkan kembali dan mau meninggalkan dosa.[5]
Maka dari itu, kita juga dapat mengatakan bahwa disiplin gereja bertujuan, yang pertama untuk pemulihan dan pendamaian orang percaya yang mulai tersesat (dalam arti pemulihan adalah dosa harus dihilangkan atau tingkah laku harus berubah sedangkan pendamaian dalam arti hubungan dengan sesama maupun dengan Allah). Kedua, Supaya Dosa tidak menular kepada orang lain (I Kor. 5:6) dimana menegurnya supaya yang lain jangan mengikuti (1 Tim. 5: Gal 2:11-15). Â Ketiga, Untuk menjaga kekudusan jemaat dan nama Kristus (Rm. 2:24; I Kor. 5).
Nah, dari hal-hal demikian kita dapat mengatakan bahwa di disiplin gereja bermanfaat dalam hal memberikan kesadaran kepada setiap anggota jemaat maupun pemimpinnya dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dalam penatalayanan dalam menjaga kesucian gereja supaya tidak mengotorin kesucian gereja tersebut.
Â
Dosa dan Cara Pelaksanaan Disiplin Gereja
Dalam Matius 18:15-17, kita menemukan dosa pribadi terhadap orang lain, yang menjadi dosa umum dan mengalami disiplin gereja yang formal karena orang bersangkutan tidak bertobat. Ada juga disebut dalam Alkitab banyak macam dosa yang harus dilawan dengan disiplin gereja antara lain:
- perpecahan (Rm.16:17; Tit.3:10)
- inses (1 Kor.5)
- sikap malas dan tidak mau bekerja (2 Tes.3:6-10),
- tidak taat terhadap apa yang Paulus tulis (2 Tes.3:14-15)
- menghujat (1 Tim.1:20)
- mengajar doktrin palsu (2 Yoh.10-11).
Dosa-dosa seperti ini merupakan suatu masalah yang dapat mempengaruhi setiap pribadi orang yang akhirnya menghujat nama Kristus.
Adapun cara pelaksanaan disiplin gereja yaitu dengan sesedikit orang harus tahu tentang dosa orang tertentu. Dimana prinsip ini dimaksudkan Yesus dalam Mt.18:15-17. Semakin sedikit orang tahu tentang dosa tertentu, semakin baik, karena pertobatan lebih mudah, lebih sedikit orang yang disesatkan, nama orang bersangkutan lebih baik dijaga, dan juga nama gereja dan nama Kristus. Kemudian, tindakan-tindakan disiplin harus semakin kuat sampai ada penyelesaian masalah itu.Yang mana dapat di mulai dengan pertemuan pribadi (Mat. 18:15-20).
KESIMPULAN
Dalam gereja, sangatlah perlu yang namanya disiplin gereja. Dimana disiplin gereja yang dimaksud adalah disiplin gereja yang dilakukan kepada anggota jemaat, pegawai, dan pelayan khusus gereja idealnya dengan tujuan untuk menghasilkan suatu pertobatan penuh dan berbalik kepada firman allah yang secara nyata terwujud dalam sikap dan perilaku. Sebab apabila tidak ada kedisplinan dalam gereja, maka gereja itu akan dikuasai oleh dosa dan jalan jemaat gereja itupun tidak sesuai dengan kehendak Allah. Maka dari itu, dalam mendisiplinkan gereja, kita perlu melaksanakan prinsip yang diterapkan Yesus pada Mat. 18:15-20.