Mohon tunggu...
Hasni UmmulHasanah
Hasni UmmulHasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

life goes on

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Kejawen

23 Oktober 2021   22:04 Diperbarui: 23 Oktober 2021   22:06 1104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

            Islam kejawen adalah agama yang yang telah beradaptasi dengan kultur Jawa. Tradisi kejawen yang dulu niatnya untuk menyembah sesuatu hal yang gaib atau menghilangkan malapetaka dan sebagainya. Dengan kedatanganya Islam di desa Sruni kita ganti niat untuk menyembah kepada hal yang gaib dengan niat untuk menyembah Allah SWT. Dengan adanya ini, banyak sekali budaya kejawen yang ter-akulturasi, salah satunya adalah :

  • Slametan pada malem jum’at manis atau legi.

Slametan menurut orang  Jawa biasanya untuk memohon keselamatan untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, atau bangsa. Slametan Jum’at Legi adalah sebagai cara untuk mengirimkan do’a kepada orang yang sudah meninggal dunia agar dosa-dosanya dapat diampuni. Slametan pada zaman dahulu di isi dengan penyembahan kepada nenek moyang, membaca bahasa sandi dan dilengkapi dengan sesajen. Orang Jawa percaya bahwa pada Jum'at legi itu orang yang meninggal akan mendatangi rumah mereka masing-masing. Sehingga masyarakat akan melakukan hal seperti sesajen dan berkumpulan . Tetapi ketika Islam datang terjadilah akulturasi budaya sehingga mempengaruhi agama tersebut. Dengan cara perkumpulan masyarakat  yang diselingi dengan acara pembacaan Yasin dan tahlilan. sesajen itu tetap dilakukan tapi hanya berniat untuk menyembah Allah dan tidak yang lain. Masyarakat percaya jika sesajen tersebut bisa dimakan oleh orang yang meninggal. Tradisi ini juga di tambah dengan khusususon untuk keluarga yang sudah meninggal dari yang muda sampai sesepuh-sesepuh keluarga tersebut. Tradisi ini biasanya tuan rumah menghadirkan masyarakat sekitar. Setelah acara tahlilan selesai, tuan rumah memberikan makan seperti sate, bakso, soto dan lain -lain. Dan sebelum pulang tuan rumah memberikan berkat yang berisi nasi dan roti -roti kering.

  • Tradisi 4 bulanan.

Tradisi ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Tradisi 4 bulanan ini biasanya dilakukan untuk memperingati terbentuk janin dalam kandungan. Dulu tradisi ini hanya untuk menjaga sang bayi agar selamat sampai melahirkan. Tetapi tradisi ini menjadi lebih mengandung unsur keagamaan karena pada saat janin berusia 4 bulan dikandungan terbentuklah sebuah janin tersebut. Yang pada awalnya berupa segumpal darah lalu disitulah terbentuknya janin yang ditiup roh oleh izin Allah sehingga janin tersebut dapat berubah menjadi makhluk yang hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun