Jombang, Jatim– KKN di masa pandemi yang diadakan oleh Universitas Jember bertajuk KKN Back to Village (BTV) III. KKN Back to Village adalah KKN yang dilaksanakan di daerah asal masing-masing mahasiswa dan dilakukan secara mandiri. Adanya kegiatan KKN ini membuat mahasiswa dapat membantu masyarakat terdampak pandemi Covid 19.
Salah satu peserta KKN BTV III Unej, Hasnia Pratiwi dari kelompok 49 yang didampingi oleh dosen pembimbing lapangan (DPL) Ikarini Dani Widiyanti,S.H.,M.H. mengangkat tema “Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19” untuk dilaksanakan di desanya sendiri di Desa Jombok, Kesamben, Jombang. “Di era pandemic Covid-19 ini diberlalukan kebijakan PPKM untuk mengurangi penyebaran virus covid-19, tetapi kebijakan ini berdampak negative bagi pelaku usaha mikro karena kesulitan menjual produknya sehingga pendapatannya terus menurun,” ujar Hasnia.
Dengan alasan tersebut mahasiswa Universitas Jember ini membantu salah satu pelaku usaha jamu tradisional di desanya yang kesulitan mendapatkan pelanggan karena diterapkan kebijakan PPKM. “Alasan memilih produk jamu untuk dilakukan inovasi dan dikembangkan pemasarannya karena jamu sedang dibutuhkan di era pandemi saat ini untuk meningkatkan imunitas tubuh yang khasiatnya sudah terbukti dari banyak penelitian, selain itu karena masyarakat di Desa Jombok ini masih memiliki minat yang tinggi untuk mengkonsumsi jamu tradisional dari pada mengkonsimsi suplemen modern, sehingga usaha jamu tradisional sebenarnya memiliki peluang yang bagus, tetapi karena adanya kebijakan PPKM sulit untuk pedagang jamu tradisional mendapatkan pelanggan selama berjualan keliling,” kata Hasnia,
Hasnia menyebutkan usaha dengan peluang bagus ini tidak berkembang selain dikarenakan adanya kebijakan PPKM juga karena pedagang belum bisa memanfaatkan teknologi untuk proses penjualannya. “Sehingga dalam kegiatan KKN ini saya melakukan program kerja untuk mengadakan pelatihan digital marketing untuk proses pemasaran dan promosi produk jamu tradisional, serta melakukan inovasi produk dan memperbaiki kemasan produk supaya usaha jamu tradisional ini bisa lebih berkembang,” sebut Hasnia.
Tujuan kegiatan itu, kata Hasnia untuk mempermudah proses jual beli dan memperluas pemasaran bagi penjual jamu tradisional selama masa PPKM ini. “Tujuan dari program kerja yang akan saya lakukan untuk mempermudah konsumen dalam memesan produk. Dilakukan inovasi produk untuk meningkatkan kreativitas pelaku usaha dalam mengolah produk sehingga dapat memperluas pemasaran, dimana target pasar tidak hanya untuk orang dewasa saja karena adanya inovasi produk seperti produk jamu berupa jelly akan disukai anak-anak dan remaja sehingga target pemasarannya bisa meluas. Selain itu juga dilakukan perbaikan kemasan supaya produk lebih aman, menarik, mudah didistribusikan, dan mudah disimpan.” kata Hasnia.“Tujuan utama yang ditargetkan yakni berkembangnya usaha dan meningkatkan pemasukan yang di dapatkan oleh penjual jamu tradisional di era pandemi Covid-19 ini” pungkas Hasnia, Jumat (27/8).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H