Penerapan Layanan Konseling Kreatif di Era Kurikulum Merdeka
Satuan pendidikan memiliki keunikan tersendiri yang dapat mempengaruhi kondisi di sekolah tersebut. Satuan pendidikan dapat menjalankan peran Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum Merdeka sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuan masing-masing. Layanan bimbingan konseling dapat dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas dan sarana yang ada.
Peserta didik sebagai generasi milenial memiliki kecenderungan lebih banyak berinteraksi dengan internet. Mereka lebih senang mencari informasi berbasis visual, seperti  youtube, artikel dan media lainnya daripada melalui teks atau narasi yang disampaikan oleh guru BK.
Kebahagian merupakan hal yang diinginkan oleh setiap kalangan . Keadaan bahagia dengan tidak adanya masalah yang dihapadi oleh individu, atau terhindar dari tekanan teman, keluarga atau lingkungan sekitar. Kebahagiaan  pada umumnya terjadi dengan baiknya kondisi sosial, dengan keadaan sosial yang baik maka kebahagiaan akan terjadi dengan begitu saja
Ketika mereka mempunyai masalah, mereka lebih tertarik untuk mencari tahu dan berusaha menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri melalui internet. Padahal informasi yang tersedia di internet tidak selalu tervalidasi kebenarannya. Salah satu alternatif guru bimbimbingan konseling untuk mengembalikan kepercayaan dan motivasi peserta didik dalam menemukan solusi setiap masalah adalah memperkenalkan teknik konseling kreatif
Konseling Kreatif
Kreatifitas dalam konseling merupakan sebuah pengalaman yang menimbulkan pencerahan bagi konseli, kemudian konselor berperan membantu konseli membangkitkan kemampuan kreatifnya Gladding (2002, dalam Carson & Becker, 2004), Penggunaan seni kreatif dalam konseling melibatkan tiga hal yaitu kepada people (konselor dan klien), proses konseling dan terakhir produk (hasil) konseling itu sendiri. Konseling kreatif (creative ar) adalah penggunaan seni kreatif dalam proses konseling, atau bisa juga konseling dengan menggunakan media seni kreatif untuk mencapai tujuan dari konseling. Konseling dalam jenis ini, media seni digunakan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan klien yang mungkin sulit diungkapkan dan dimengerti hanya dengan komunikasi verbal biasa.
Di era kurikulum merdeka, teknik konseling kreatif dapat dimanfaatkan untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional mereka. Â Konseling kreatif bertujuan untuk mendorong konseli menjadi aktif, berfikir untuk diri mereka sendiri, dan melihat pengalaman sendiri selama sesi konseling berlangsung sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kemandirian konseli.
Perubahan karakteristik peserta didik di era kurikulum merdeka  menuntut Guru BK untuk mengubah strategi layanan konseling yang selama ini dipraktikkan.
Menurut Jacobs (Rahadian, 2011), terdapat kesalahan atau kelemahan yang sering dilakukan konselor yang menjadikan sesi konseling menjadi membosankan dan tidak efektif, yakni;
- melakukan terlalu banyak refleksi,
- mendengarkan terlalu banyak cerita konseli,
- jarang menginterupsi konseli,
- tidak fokus dalam sesi konseling,
- menunggu terlalu lama untuk melakukan fokus,
- tidak menggunakan teori konseling,
- jarang menggunakan alat bantu yang kreatif dan multi-sensori.
 Layanan Konseling Kreatif di Era Kurikulum Merdeka