Mohon tunggu...
Hasna SyahiraPutri
Hasna SyahiraPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pembangunan Jaya

Nama saya Hasna Syahira Putri. Saya adalah seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Pembangunan Jaya dan saat ini menempuh pendidikan semester 1 Program Studi Akuntansi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Teknologi Cryonics Melanggar Etika dan Agama Islam?

20 Desember 2023   16:45 Diperbarui: 20 Desember 2023   16:58 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam pandangan Agama Islam pun jelas bahwa teknologi ini melanggar ketentuan agama yang menjelaskan bahwa kehidupan itu hanya sekali. Mengenai kematian manusia juga terdapat ayat al-quran yang menegaskan hal tersebut. Allah Swt berfirman:

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.” — QS. Al-Anbiya 21: Ayat 35

Dan ada ayat yang diriwayatkan Nabi Muhammad Saw bersabda: 

“Percepatlah menguburkan jenazah, apabila jenazah tersebut adalah jenazah yang baik maka kalian telah menyegerakannya kepada kebaikan (kenikmatan), dan apabila jenazah tersebut tidak seperti itu (jenazah yang buruk) maka kalian (segera) meletakkan keburukan tersebut dari pundak kalian.” — HR. Abu Daud 2767.

Berdasarkan kedua ayat al-quran tersebut tertera bahwa tidak ada kehidupan yang abadi dan setiap manusia pasti mengalami kematian. Seorang muslim yang meninggal dunia juga dianjurkan untuk segera dikuburkan. Hukum menguburkan dalam Islam adalah fardu kifayah. Nah, Hal ini bertentangan dengan cryonics yang bertujuan untuk mengawetkan tubuh manusia sehingga bisa hidup kembali pada masa depan. Namun, ajaran Islam juga memercayai adanya kehidupan setelah kematian yaitu alam barzakh. Kematian merupakan takdir mubram dari Allah SWT yang tidak bisa diubah atau dihindari oleh setiap makhluk hidup di dunia salah satunya adalah kita, manusia. Jadi, bagi kalian umat muslim yang percaya dan mencoba untuk melakukan teknologi cryonics ini, kalian jelas melanggar dengan apa yang sudah agama takdirkan. Hindari ya, dosa! Mungkin ada cara lain memanfaatkan teknologi cryonics ini yang sesuai dengan etika hidup manusia dan tidak melanggar ajaran agama.

Pertama, menerima takdir kematian yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. 

Kita semua umat muslim pasti tahu bahwa kematian itu takdir mubram yaitu takdir yang sudah pasti akan terjadi atau takdir yang tidak dapat dihindari oleh semua makhluk yang bernyawa di dunia. Takdir mubram ditetapkan langsung oleh Allah SWT sebagai ketentuan yang pasti terjadi bagi setiap makhluk hidup ciptaan-Nya. Beberapa contoh takdir mubram antara lain kelahiran, kematian, jodoh, rezeki, dan bencana alam.

“Kematian itu adalah takdir yang pasti, yang ditetapkan kepada anak cucu Adam. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang luput darinya.”- Ali bin Abi Thalib r.a

Jadi kematian adalah bagian dari ketetapan Allah SWT yang mutlak terjadi pada setiap makhluk hidup. Nah, Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha yang terbaik dan berdoa, namun tetap harus taat dengan ketentuan yang sudah ditetapkan.

Kedua, memanfaatkan teknologi cryonics untuk medis.

Teknologi cryonics memiliki kegunaan bagi perkembangbiakan hidup manusia yang ingin memiliki generasi pada masa yang akan datang. Ternyata, cryonics bisa dimanfaatkan untuk program bayi tabung yaitu IVF (In Vitro fertilization) melalui cryogenic istilah yang lebih luas mencakup segala sesuatu yang terkait dengan suhu yang sangat rendah dan kriopreservasi embrio yang berarti pembekuan embrio dari seorang perempuan untuk dilakukan pada masa mendatang.

Sumber: Hope For Infertile Couples
Sumber: Hope For Infertile Couples

“Kriopreservasi embrio IVF memberikan harapan bagi pasangan yang ingin memiliki anak pada masa depan. Embrio hasil IVF yang dibekukan bisa bertahan hingga 20 tahun atau lebih janji disimpan dengan benar. Tingkat keberhasilan kehamilan dengan embrio beku bisa mencapai 40-50%.”-  Ahli Bedah Spesialis Austria, Dr. Hans Schmidt

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun