TEGAL --- Perpustakaan merupakan suatu institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, kemudian mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan.
Taman baca masyarakat adalah perpustakaan skala kecil yang biasanya terdapat di lingkungan masyarakat, baik tingkat RT, RW, atau perumahan. Taman baca masyarakat biasanya dikelola secara swadaya oleh kelompok masyakakat dan bersifat fleksibel (tidak terikat aturan tertentu). Perpustakaan jenis ini lebih menekankan pada hal rekresasi literasi.
Oleh sebab itu, koleksi yang ada di taman baca masyarakat umumnya berupa novel, majalah, atau buku pengetahuan yang bersifat ringan. Taman bacaan pun tidak harus memiliki gedung untuk tempatnya, melainkan bisa juga diletakkan di teras depan rumah, ataupun di balai RW yang tempatnya strategis.
Taman Baca Pondok Beji (Saung Beji) merupakan perwujudan dari taman baca masyarakat yang terletak di Desa Pekiringan, tepatnya di sisi selatan lapangan SDN 02 Pekiringan. Taman Baca Pondok Beji berfokus pada kegiatan literasi dan kebudayaan, contohnya puisi dan musik akustik.
Sebagai satu-satunya taman baca yang terletak di Desa Pekiringan, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Taman Baca Pondok Beji memiliki peran yang cukup penting dalam peningkatan literasi masyarakat. Sayangnya, minat masyarakat untuk berkunjung ke taman baca ini masih terbilang rendah, padahal ia memiliki potensi yang sangat baik.
Berangkat dari hal tersebut, Hasna Salsabila Mumtaz (22), mahasiswa KKN Undip di Desa Pekiringan dari jurusan Arsitektur, berusaha menganalisis faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan rendahnya minat masyarakat terhadap Taman Baca Pondok Beji. Setelah itu, Hasna (22) mencoba melakukan evaluasi dari segi arsitektural, untuk kemudian diputuskan akan perlunya redesain, sehingga bangunan ini nantinya dapat mengakomodasi kebutuhan ruang dan aktivitas penggunanya.
Redesain dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan lahan serta penambahan ruang-ruang, seperti ruang pengelola, toilet, mushola, playground, gazebo, serta area parkir untuk mobil dan motor. Adapun langgam yang diusung adalah arsitektur tropis, dengan penggunaan material batu alam, bata tempel, panel kayu, serta tritisan yang lebar.
Desain perancangan ini kemudian dipresentasikan kepada para perangkat desa serta paguyuban RT pada Kamis (02/02/2023) di Kantor Balai Desa Pekiringan dan memperoleh antusiasme dan respons positif. Para perangkat desa menyambut baik program ini dan memiliki harapan akan terwujudnya perancangan di masa yang akan datang. “Desainnya bagus, semoga ke depannya bisa terwujud.” ujar Akhmad Jazuli, Kepala Desa Pekiringan.