Mohon tunggu...
Sriyanti HasnaMarwanti
Sriyanti HasnaMarwanti Mohon Tunggu... Lainnya - A dreamer

Seorang pemimpi yang terkadang suka membaca buku non fiksi. Mari berteman lewat diskusi sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peran Perjuangannya Disinggung Fahri Hamzah, Adian Napitupulu: Satu Perbuatan Lebih Berarti dari Sejuta Ucapan

14 Mei 2022   11:30 Diperbarui: 14 Mei 2022   11:32 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adian Napitupulu dan Fahri Hamzah. Sumber foto:voi.id dan tempo.co

Bulan Mei kerap mengingatkan bangsa Indonesia pada suatu kejadian di tahun 1998. Di tengah memperjuangkan haknya sebagai rakyat, banyak pula korban berjatuhan. Dan sisa pejuang di tahun 1998 masih ada hingga kini, salah satunya adalah Adian Napitupulu.

Nama Adian sempat trending di media sosial Twitter pada Jumat (13/5) kala surat terbuka dari dirinya untuk Fahri Hamzah, Politikus dari Partai Geloran diposting oleh akun Twitter @Paltiwest. Mengapa Adian membuat surat terbuka kepada Fahri Hamzah? 

Rupanya hal ini bermula saat Fahri Hamzah merespon tweet pada 7 Mei 2022 yang menyinggung perjuangan tahun '98 dan menampilkan foto Adian Napitupulu dan Budiman Sudjatmiko. Lebih lanjut Fahri juga memberikan pesan kepada generasinya, yang secara tak langsung juga generasi Adian, bahwa jangan membiarkan rakyat menderita. 

Di sisi lain, Adian merasa bahwa pesan Fahri tersebut menyinggung komitmen perjuangan dan komitmen kerakyatan dirinya dan Budiman Sudjatmiko. Pasalnya, di tweet yang disambar oleh Fahri Hamzah tak menampilkan foto orang banyak, hanya Adian dan Budiman, 

Lewat surat terbukanya, Adian memaparkan bukti-bukti komitmen perjuangan setelah 24 tahun reformasi bersama aktivis '98 lainnya serta mempertanyakan peran Fahri yang sudah dilakukan untuk rakyat selama dirinya jadi pimpinan DPR. 

Setahun setelah kejadian '98, Fahri tergolong cepat langsung masuk ke ranah legislatif. Sebaliknya, Adian dan sisa kawannya masih ditangkap dan dipukuli polisi hingga 2010. 

Ditambah waktu 2007, DPR RI menghentikan penyidikan kasus Trisakti dan Semanggi. Padahal Fahri sudah berada di komisi III DPR yang berkenaan dengan ranah Hukum dan HAM. Namun Fahri dinilai Adian tak melakukan upaya untuk memperjuangkan rakyat. 

Meski begitu, Adian tidak pernah usil mengkritik Fahri saat dirinya jadi anggota DPR.

Tahun 2014, Adian berhasil menjadi anggota DPR, saat Fahri sudah terpilih untuk ketiga kalinya, Sekjen PENA 98 tersebut kembali dibuat kecewa kala Fahri dan sebagian anggota DPR membuat perubahan UU MD 3 yang membiarkan partai pendukung capres yang kalah bisa menguasai pimpinan DPR. Akhirnya, Fahri lah yang berhasil menempati salah satu posisi tersebut. Tentunya hal ini tidak sehat dan tidak sportif. 

Meski dirundung kecewa dengan kelakuan beberapa anggota wakil rakyat, namun Adian tetap berjuang bersama rakyat. Kembali, anggota DPR fraksi PDIP tersebut mempertanyakan keberadaan Fahri saat dirinya memperjuangkan hak rakyat  Bogor, Cianjur, Sumedang, Bandung, Majalengka dan Cirebon hingga Semarang yang tanahnya dilintasi jalur SUTET, memperjuangkan hak rakyat Pongkor atas tambang emas ANTAM di sana hingga memperjuangan 400 ha lahan emas ANTAM agar bisa dikelola Pemda Konawe Utara, dan masih banyak lainnya. 

Bahkan meski Fahri mengaku sebagai aktivis '98, namun Adian menilai Fahri tak pernah ada saat dirinya dan alumni Trisakti mengusahakan bantuan untuk 4 keluarga korban Trisakti atau membantu memperjuangkan kebebasan Eva Susanti Bande, aktivis '98 yang dipenjara korean membela hak petani sawit di Sulteng. 

Di akhir suratnya, Adian mengutarakan bahwa uraian pengalamannya di atas bukan untuk menyombongkan diri, namun untuk menjawab Fahri Hamzah yang seperti mempertanyakan komitmen perjuangannya untuk rakyat. 

Tidak seharusnya menghakimi dan mempertanyakan pilihan jalan dan pilihan perjuangan masing-masing. Terlebih pilihan jalan Adian dan Fahri dinilai aktivis '98 tersebut berbeda. Adi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun