Mohon tunggu...
Sriyanti HasnaMarwanti
Sriyanti HasnaMarwanti Mohon Tunggu... Lainnya - A dreamer

Seorang pemimpi yang terkadang suka membaca buku non fiksi. Mari berteman lewat diskusi sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Projo hingga Relawan Jokowi Mania Ingin Kasus Mafia PCR Diusut Tuntas

5 November 2021   15:04 Diperbarui: 5 November 2021   15:51 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Immanuel Ebenezer.Sumber foto: indeksnews.com

Terkuaknya kasus bisnis tes PCR yang melibatkan nama pejabat RI, politikus, hingga pengusaha ternama membuat geram publik. Ramai-ramai para elite politik, tokoh masyarakat, hingga warganet meminta Pemerintah segera menindak tegas mafia-mafia yang memanfaatkan kesempatan untuk berbisnis di masa pandemi Covid-19.

Terlebih ketika nama Menko Luhut juga tertera dalam deretan pebisnis tes PCR ketika dua anak perusahaan miliknya terafiliasi dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia yang merupakan perubahan laboratorium penguji tes PCR. Meski Luhut telah menyangkal tidak mengambil untung dari bisnis tes PCR yang diperkirakan bisa mendulang Rp30 triliun rupiah itu, tetap saja tokoh-tokoh masyarakat meminta ia ditindak tegas.

Misalnya tokoh-tokoh masyarakat yang merasa adanya skandal keterlibatan pejabat negara di  bisnis tes PCR telah mencoreng nama pemerintahan dan Presiden RI, seperti Relawan Joman dan ProJo.

Ketua Relawan Jokowi Mania Immanuel Ebenezer (Noel) meminta aparat menindak tegas dugaan adanya mafia di bisnis tes PCR. Dirinya semakin yakin, ketika adanya pemberitaan investigasi di Majalah Tempo dan YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia).

Cover Majalah Tempo tentang bisnis tes PCR. Sumber foto: Tempo.co
Cover Majalah Tempo tentang bisnis tes PCR. Sumber foto: Tempo.co

Pasalnya, menurut Noel tidak mungkin PT GSI yang terafiliasi dengan Luhut tidak mencari keuntungan sepeser rupiah pun dalam tes PCR. Ia menunjukan bahwa ada yang aneh dengan fakta bahwa PT GSI repot-repot mengganti akta sebanyak 7 kali dari 2020 -2021. Yang artinya, menurut Immanuel, PT GSI dan Luhut mencoba menyamarkan bisnis PCR ini.

Lebih lanjut, Noel juga menyoroti bahwa pemerintah tidak transparan terhadap  tarif sebenarnya dari tes PCR. Bisa saja ada keuntungan tes PCR. Tetapi di tengah pandemi seperti ini jangan terlalu berlebihan.

Noel juga meminta untuk adanya pengungkap pelaku mafia PCR baik itu dari pengusaha atau pejabat.

Masih dari orang-orang yang terkait dengan Jokowi, organisasi masyarakat lainnya yaitu Projo  juga meminta agar Presiden Jokowi tidak terlalu lama mendiamkan kasus mafia bisnis tes PCR di masa pandemi Covid-19. Hal ini diutarakan oleh Kepala Satgas Gerakan Nasional Percepatan Vaksinasi Covid-19 DPP Projo Panel Barus,

"Presiden Jokowi dapat segera bertindak. Beliau tahu mana kardus, mana kayu jati," kata Panel Barus dalam siaran pers Senin (1/11/2201).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun