Mohon tunggu...
Muthya
Muthya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis,membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mencari Malam Lailatul Qadar

2 Desember 2024   12:31 Diperbarui: 2 Desember 2024   13:52 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam itu, suara azan Isya menggema di seluruh pelosok kampung Al-Muttaqin. Langit yang semula merah saga mulai gelap, menandai datangnya malam ke-21 bulan Ramadhan. Di masjid kampung itu, seorang pemuda bernama Robi tengah bersiap-siap untuk melakukan sesuatu yang telah lama ia impikan itikaf.  

Robi adalah seorang pemuda sederhana yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani. Ia dikenal sebagai orang yang selalu berusaha memperbaiki diri. Meski kesibukannya cukup menyita waktu, ia selalu menyempatkan diri untuk belajar agama. Ramadhan kali ini, ia bertekad kuat untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui itikaf di sepuluh malam terakhir.  Setelah menyelesaikan makan malam sederhana bersama ibunya, Robi berpamitan.  

"Ibu, doakan Robi, ya. Robi ingin mencari berkah sepuluh malam terakhir bulan ramadhan di masjid," ucapnya sembari menyalami tangan ibunya.  

Ibu robi, seorang wanita tua dengan kerutan di wajahnya, tersenyum penuh bangga. "Ibu selalu mendoakanmu, nak. Semoga Allah ridha atas niatmu."  
Dengan membawa tas kecil berisi Al-Qur'an, sajadah, dan sedikit bekal, Robi berjalan menuju masjid. Suasana jalanan kampung begitu hening, hanya terdengar suara jangkrik yang bersahutan. Di dalam hati, ia terus berdoa, berharap Allah menerima ibadahnya.  

Setibanya di masjid, suasana terasa begitu tenang. Beberapa jamaah sudah berkumpul, sebagian terlihat khusyuk membaca Al-Qur'an, sementara yang lain berdzikir dengan tasbih di tangan. Imam masjid, Ustad Harun, menyambut Robi dengan senyum hangat.  

"Robi , alhamdulillah kau datang. Semoga itikaf ini menjadi momen terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah," ucap Ustad Harun.  

Robi hanya mengangguk sambil membalas senyum. Dalam hatinya, ia merasa bersyukur bisa berada di lingkungan yang begitu mendukung.  

Malam pertama itikaf, Robi memulai dengan membaca Al-Qur'an. Ayat demi ayat ia lantunkan dengan suara lembut. Saat tiba pada surah Al-Qadr, ia tertegun.  

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan."

Hatinya bergetar. Ia merenungi betapa besar rahmat Allah yang diberikan pada malam tersebut. Robi pun teringat hadits Rasulullah SAW:  

"Barang siapa yang melakukan itikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, ia telah mencari malam Lailatul Qadar." (HR. Bukhari dan Muslim).  
Malam itu, Robi bertekad untuk menghidupkan malam-malamnya dengan ibadah terbaik.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun