Banjarnegara -- Selasa (23/7/2024) mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) Kelompok 61, Universitas Islam Negeri Saifuddin Zuhri Purwokerto (UIN SAIZU). Dalam upaya meningkatkan produktivitas pengelolaan petani dalam menanam jagung dan padi, mahasiswa KKN Menyelenggarakan program kerja unggulan Seminar Sharing Pertanian dengan tema "Petani Makmur Indonesia Maju" kegiatan ini diikuti secara antusias oleh Kelompok Tani dari beberapa dusun antara lain dusun satu, dusun dua, dan dusun tiga Desa Panerusan Wetan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Kegiatan ini berlangsung di Balai Desa Panerusan Wetan.
Seminar ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang penyakit bulai jagung dan patah leher. Seminar digelar berdasarkan survei mahasiswa KKN tentang fakta lapangan bahwa potensial pertanian jagung dan padi mendapati keluhan bulai jagung dan patah leher padi. Seminar ini Melatih petani dengan cara penyuluhan tentang teknik pencegahan dan penanganan serta membangun jaringan antara petani dan penyuluh untuk berbagi informasi dan solusi sehingga mendorong praktik pertanian yang berkelanjutan, ramah lingkungan dan meningkatkan hasil panen dengan menggurangi biaya pengendalian penyakit dengan metode yang lebih efektif dan efisien.
Dengan didampingi pemateri Hanggara yang dihadirkan sebagai narasumber oleh mahasiswa KKN Kelompok 61, para kelompok tani dilatih dengan cara penyuluhan tentang penyakit bulai jagung dan patah leher padi.
Hanggara menjelaskan beberapa faktor penyebab bulai jagung dan patah leher padi "Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi diantaranya karena kadar asam pada tanah yang tinggi, bibit kurang bagus, dan virus. Ketika memegang jagung yang terkena bulai lalu memegang jagung yang sehat maka akan menularkan penyakit bulai".
"Sedangkan patah leher pada padi disebabkan oleh infeksi jamur yang dipengaruhi beberapa faktor diantaranya: Lingkungan yang lembab sangat mendukung pertumbuhan jamur, tanaman yang lemah atau kurang nutrisi lebih rentan terhadap infeksi, dan pengelolaan lahan yang kurang baik, seperti penyebaran pupuk dan obat berlebihan, irigasi yang berlebihan atau kurang dapat meningkatkan resiko infeksi, benih yang sudah terinfeksi jamur dapat menjadi sumber penyebaran penyakit" ucap Hanggara.
Tarsito, Salah satu peserta sharing sesion mengungkapkan kesannya saat mengikuti seminar "Kegiatan ini sangat membantu membangun jaringan antara petani dan penyuluh untuk berbagi informasi dan solusi sehingga mendorong praktik pertanian yang berkelanjutan, kami puas dengan penyampaian narasumber yang menjelaskan secara runtut dan gamblang".
Naufal, selaku ketua KKN Kelompok 61 menyampaikan "Seminar ini diharapkan membawa manfaat yang berkelanjutan untuk kelompok tani di Desa Panerusan Wetan sehingga meningkatkan hasil panen yang maksimal dan penangaanan yang efektif dan efisien".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H