Merampas semua rumah.
Pelan,
kata Dean tak apa.
Derap langkah berdarah.
Cepat,
kata ibu tak apa.
Dan ketika kembali,
aku dan segala ambisi runtuh,
binasa dalam bentala,
luas bersenandika.
Ramai nya lampu kota tak lagi jelita.
Aku dan segalanya tentang diriku,
rapuh,
buta,
fana.
Karena pada akhirnya,
yang tersisa hanya kata ternyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!