Indonesia memiliki kearifan lokal yang beragam untuk bertahan di era modernisasi. mengingat bahwa kita sebagai generasi millenial tidak dapat menolak adanya modernisasi yang mengglobal sehingga adanya perubahan budaya dalam masyarakat tidak bisa dihindari ini dapat melunturkan nilai budaya luhur bangsa yang merupakan landasan karakter bangsa bagi masyarakat Indonesia, terkhusus untuk generasi milenial. Maka dari itu local genius memiliki peranan penting dan sangat dibutuhkan untuk mempertahankan nilai luhur bangsa dalam setiap kebudayaan bangsa yang kita miliki.Â
Masyarakat Bugis memiliki kearifan lokal yang dapat digunakan untuk menghadapi modernisasi dan menjadi salah satu warisan budaya Indonesia berbentuk kearifan lokal. Karya sastra dibuat dan diangkat sebagai kearifan lokal Masyarakat Bugis ini memuat pendidikan karakter di dalamnya. Hal ini lah yang seharusnya dapat dilestarikan karena sangat dibutuhkan dewasa ini.
Pappaseng merupakan suatu karya sastra yang berkembang di tengah masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan. Pappaseng secara harfiah memiliki arti kumpulan petunjuk/pesan.Â
Sedangkan secara umum pappaseng berisikan petunjuk tentang bagaimana cara kita menentukan sesuatu dalam menjalankan kehidupan. Pada awalnya pappaseng ini dibawakan secara lisan oleh orang-orang bijak atau orang tua kepada anak-anak yang memiliki tujuan dapat membentuk karakter yang baik, akan tetapi selanjutnya kumpulan pappaseng ini dikumpulkan hingga berbentuk naskah dan biasa disebut dengan lontara.Â
Banyak nilai-nilai yang terkandung dalam pappaseng yang dapat digunakan di kehidupan sehari hari. Selain itu pappaseng juga memiliki fungsi sarana nasihat, kritik, dan menjadi sumber nilai yang dapat diterapkan oleh masyarakat bugis tentunya.
Nilai yang terkandung dalam pappaseng ini meliputi etika dalam berinteraksi dengan sesama manusia, berhubungan dengan orang tua, berhubungan dengan alam sekitar, juga berisi nilai yang universal.Â
Selain itu, pappaseng memiliki nilai pedagogik, yakni nilai religius, nilai kejujuran, nilai disiplin, nilai kerja keras, nilai mandiri, nilai peduli sosial, dan masih banyak lagi. Dari nilai-nilai tersebut sangat cocok dan dibutuhkan untuk dipelajari oleh generasi kini maupun generasi yang akan datang nanti dalam menghadapi modernisasi yang lebih mengglobal.
Eksistensi pappaseng inilah yang harus dilestarikan dan dapat dijadikan sebagai bahan dan media pendidikan moral yang dilakukan oleh masyarakat Bugis. Sehingga Nilai yang termuat dari pappaseng ini dapat dibuat strategi pembentukan karakter di lingkungan hidup yang dapat diajarkan baik lewat pendidikan non formal dimulai dari didikan orang tua maupun formal dengan cara membaurkan nilai-nilai pappaseng ini dalam pembelajaran atau disebut dengan local content di masyarakat bugis.
Maka dari itu, pappaseng dapat dijadikan sebagai kearifan lokal masyarakat Bugis karena memiliki nila-nilai budi pekerti yang sangat dibutuhkan oleh generasi kini dan generasi yang akan datang sehingga dapat menjadi bekal pembentukan karakter bangsa di masa yang akan datang dapat bertahan ditengah perkembangan modernisasi.
Daftar Rujukan
Abbas, I. (2013). Pappaseng: Kearifan lokal Manusia Bugis yang Terlupakan. Sosiohumaniora, 15(3), 272-284.
Mutmainnah, A. S. (2018). Pappaseng To Matoa dalam Masyarakat Bugis: Karakter Pendukung bag Manusia.
Nurhaeda, N. (2018). Revitalisasi nilai-nilai 'Pappaseng'sebagai kearifan lokal masyarakat Bugis: Konseling Eksistensial. In Prosiding Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling (Vol. 2, No. 1, pp. 295-313).Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H