Acara Launching dan Peresmian Bank Sampah "Rajungan"
Acara peluncuran Bank Sampah "Rajungan" dimulai dengan sambutan dari Pihak Kelurahan Sugihwaras, Ibu Shinta selaku Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan. Dalam sambutannya, beliau mengapresiasi antusiasme masyarakat Sugihwaras yang telah mendukung dan berpartisipasi aktif dalam program ini. Beliau juga menekankan pentingnya kerjasama antara mahasiswa KKN dan masyarakat dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan untuk masalah lingkungan.
"Saya sangat bangga melihat semangat yang ditunjukkan oleh masyarakat Sugihwaras dalam mendukung inisiatif Bank Sampah ini. Dengan adanya bank sampah, kita tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, tetapi juga memberikan nilai tambah yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ini adalah contoh nyata bagaimana kita bisa bekerja sama untuk mencapai tujuan yang lebih besar," ungkap Ibu Shinta dalam sambutannya.
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan peresmian Bank Sampah "Rajungan" oleh Ibu Shinta, Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kelurahan Sugihwaras.
Workshop dan Edukasi Pengelolaan Sampah
Setelah prosesi peresmian, acara dilanjutkan dengan workshop singkat yang bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada masyarakat mengenai cara kerja Bank Sampah. Workshop ini dipandu oleh Bapak Lutfi Fuad selaku praktisi sampah dari PT. Xaviera Global Synergy yang memberikan penjelasan rinci mulai dari administrasi bank sampah, cara pengelolaan sampah hingga penentuan harga sampah berdasarkan jenis dan kualitasnya.
Dalam sesi workshop, masyarakat diajarkan bagaimana cara memilah sampah dengan benar, terutama dalam memisahkan antara sampah organik dan non-organik. Selain itu, tim KKN juga memberikan penjelasan mengenai teknik pengolahan sampah kering agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Misalnya, plastik dan kertas yang biasanya dianggap tidak berguna, dapat diolah kembali menjadi bahan baku untuk produk-produk yang memiliki nilai ekonomi. Dengan demikian, masyarakat dapat mengubah sampah menjadi sumber pendapatan tambahan.
Tidak hanya itu, workshop juga mencakup demonstrasi pembuatan pupuk cair dari sampah organik secara mandiri. Pupuk cair ini dapat digunakan untuk keperluan pertanian atau kebun rumah tangga, yang tentunya akan memberikan manfaat lebih bagi masyarakat, terutama mereka yang memiliki lahan pertanian atau hobi berkebun. Proses pembuatan pupuk cair ini relatif sederhana dan bisa dilakukan oleh siapa saja, dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan di sekitar.
Ibu Markinah, salah satu pengurus Bank Sampah ”Rajungan”, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas pengetahuan baru yang ia peroleh. "Selama ini saya tidak pernah berpikir bahwa sampah rumah tangga bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Dengan adanya Bank Sampah ini, saya jadi lebih semangat untuk mengelola sampah dengan benar. Selain lingkungan jadi lebih bersih, kita juga bisa mendapatkan tambahan penghasilan," tuturnya.