Sugihwaras, Pemalang - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Islam Negeri (UIN) K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan turut serta memeriahkan acara Baritan, sebuah tradisi sedekah bumi yang digelar setiap tahun pada bulan Suro di Kelurahan Sugihwaras, Pemalang. Acara ini menjadi salah satu momen penting bagi masyarakat setempat, mengingat Baritan tidak hanya sebagai ungkapan syukur atas hasil bumi yang melimpah, tetapi juga sebagai upaya melestarikan tradisi dan budaya lokal.
Sejarah dan Makna Baritan
Baritan merupakan tradisi sedekah bumi yang sudah ada sejak zaman nenek moyang masyarakat Jawa, khususnya di wilayah pesisir utara Pulau Jawa. Acara ini biasanya dilakukan pada bulan Suro dalam kalender Jawa, yang bertepatan dengan bulan Muharram dalam kalender Hijriah. Dalam tradisi Baritan, masyarakat memberikan persembahan berupa hasil bumi, makanan, dan jajanan pasar kepada alam semesta sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas berkah yang telah diberikan sepanjang tahun.
Di Sugihwaras, Pemalang, Baritan menjadi momen yang sangat dinantikan oleh masyarakat setempat. Persembahan tersebut biasanya berupa nasi tumpeng, aneka lauk-pauk, buah-buahan, sayur-sayuran, serta jajanan pasar yang disusun sedemikian rupa hingga menjadi pemandangan yang indah dan menggiurkan. Setelah didoakan, sajen ini kemudian dilepaskan ke laut sebagai simbol pengembalian berkah kepada alam.
Peran Mahasiswa KKN dalam Acara Baritan
Tahun ini, mahasiswa KKN dari UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan turut berpartisipasi dalam memeriahkan acara Baritan yang digelar tiga hari setelah acara penerjunan KKN digelar, tepatnya pada tanggal 21 Juli 2024. Mereka turut aktif mengikuti rangkaian acara Baritan mulai dari karnaval yang diadakan saat pagi hari hingga pengajian pada malam hari.
Bagi beberapa Mahasiswa KKN yang berasal dari luar Kota Pemalang, mengikuti acara seperti ini menjadi sebuah pengalaman baru bagi mereka. Tidak hanya itu, mereka menjadi tahu beragam kearifan lokal yang ada didaerah lain.
“Menjadi peserta dalam acara Baritan ini merupakan pengalaman yang cukup berharga bagi saya karena saya dapat belajar tentang budaya baru yang sebelumnya belum pernah saya temui.” Ucap Sataria, seorang Mahasiswa KKN yang berasal dari Kaimana, Papua Barat.