kemampuan kita untuk mengenali jenis-jenis objek yang familiar bagi kita adalah suatu karakteristik mengagumkan yang dimiliki manusia. kemampuan tersebut memampukan kita mengenali seorang sahabat di tengah-tengah sekumpulan orang, mengenali sebuah lagu hanya dari beberapa nada yang kita dengar, membaca kalimat-kalimat, mengenali citarasa minuman tertentu, atau menyedari harumnya setangkai mawar. Pengenalan pola dan lemampuan mengenali objek adalah sebuah kemampuan kognitif yang pada umumnya kita laksanakan dengan mulus, cepat, dan tanpa banyak usaha. Kita menggunakan pengenalan objek dan pola panjang waktu, namun ironisnya pemehaman tentang sruktur kognitif yang mendukung pengenalan yang tersebut baru dikembangkan belakangan ini. Bagaimana kita dapat pengenali seseorang yang kita ketahui? sebagai contoh, Bagaimana seseorang mengenali neneknya? Adakah semacam cetak-biru (template) yang demikian unik, dalam pikiran Anda yang hanya cocokdengan nenek Anda? Adakah semacam prototipa umum tentang"nenek" yang membuat seseoang mampu mengenali neneknya dalam beragam situasi (mengenakan kacamata atau tanpa kacamata, ketika rambut nenek di sanggul atau digerai)? ketika kita lihat seseorang yang tidak asing bagi kita, apakah kita setiap ciri-ciri wajah (mata, hidung, mulut) dan membandingkannya dengan sebuah daftar "induk" tetang ciri-ciri utama orang tersebut? Beberapa peneliti memberihkan hipotesis mengenai keberadaan selnenek(grandmaother cell) - suatu neuron tunggal yang menyala ketika neuron tersebut menerima senyal-senyal visual tentang seseorang yang akrab bagi si pengamad. pertanyaan-pertanyaan penting semacam ini dibahas dalam bab ini, dalam topik pengenalan pola dan objek. ingatan bahwa sekalipun diskusi kita membahas pola-pola visual yang menyebabkan pengenalan objek, bentuk-bentuk pola yang lain - auditoric, taktik, dan lainnya - dapat pola terlibat dalam mengenalan pola. ketika anda mempelajari bab ini, anda akan sering menemukan kata "pola" dan "objek" digunakan sili berganti. bukan berarti kedual hal tersebut sama, namun kita ingin menyatakan bahwa pola dapat diterapkan pada objek (bau, sentuhan, dan sebagainya).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H